WahanaNews.co | Bupati Kudus, Jawa Tengah Hartopo berharap lomba burung berkicau tingkat nasional yang digelar Kota Kudus dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar, terutama para peternak burung berkicau.
"Peserta lomba burung berkicau ini tidak hanya diikuti peserta dari lokal Kudus, melainkan dari berbagai daerah di Tanah Air," kata Bupati Kudus Hartopo usai membuka lomba burung berkicau memperebutkan Piala Bupati Kudus di Stadion Wergu Kudus, Minggu (17/7).
Baca Juga:
Pemerintah Kudus Perbaiki Kolam Renang untuk Optimalkan Program Pembinaan Atlet Renang
Dengan jumlah peserta yang cukup banyak, kata dia, tentunya bisa menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Kudus.
Selain itu, imbuh dia, lomba tersebut juga bisa ikut menggerakkan para pelaku UMKM karena di sekitar stadion banyak yang berjualan aneka makanan maupun produk UMKM khas Kudus lainnya.
Menurut dia, lomba burung berkicau tingkat nasional ini juga yang pertama setelah masa pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Pemkab Kudus Resmikan Area Traffic Control System untuk Urai Kepadatan Lalu Lintas
Dalam pelaksanaannya pun tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun kasusnya saat ini mulai melandai.
Ketua Panitia Lomba Burung Berkicau Lila Kalifa membenarkan bahwa lomba burung berkicau tingkat nasional ini merupakan yang pertama setelah masa pandemi Covid-19.
Sementara jumlah tiket untuk mengikuti perlombaan yang terjual, kata dia, untuk sementara berkisar 950 lembar dan masih bila bertambah karena masih membuka penjualan tiket perlombaan.
Ajang perlombaan tersebut, melibatkan tim juri NZR (Nazaro) Indonesia.
Lomba burung berkicau tersebut dibagi menjadi enam kelas dengan 34 sesi perlombaan, dengan hadiah utama mobil Honda Jazz dan Stream serta Piala Bupati Kudus.
Untuk biaya pendaftaran lomba mulai dari Rp150 ribu hingga Rp5 juta.
Banyaknya peserta yang mengikuti ajang tersebut, tidak terlepas dari banyaknya pecinta burung berkicau serta peternak. Bahkan, jumlah komunitas yang ada di Kudus bisa mencapai 40-an komunitas.
Sementara jumlah gantangan (tempat untuk mengonteskan burung) yang setiap hari beroperasi berkisar antara tujuh hingga 10 tempat.
"Mudah-mudahan bisa membangkitkan iklim usaha di bidang budidaya burung berkicau maupun pelaku UMKM lainnya, seperti penjual perlengkapan burung hingga pakannya," ujarnya. [rsy]