WahanaNews.co, Samarinda - Mantan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) periode 2018-2023 Isran Noor menyatakan, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) harus terus dilanjutkan, walau apapun yang terjadi.
"Jika ada yang macam-macam dan tidak setuju dengan pembangunan IKN, maka saya akan menjadi orang di barisan terdepan untuk membela pembangunan IKN tetap berlanjut," ujar Isran dalam acara Isran Mengundang dan Menghibur untuk Masyarakat Kaltim di Samarinda, Sabtu (3/2/2024) melansir ANTARA.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Jadi, katanya, apapun yang terjadi, maka pembangunan IKN harus terus dilanjutkan, karena keputusan pemindahan IKN ke Kaltim telah sesuai dengan amanat undang-undang.
Pemindahan ibu kota negara ke Kaltim, katanya lagi, merupakan anugerah dan kehormatan bagi masyarakat setempat, karena banyak daerah yang ingin dijadikan pemindahan ibu kota baru, namun Presiden Joko Widodo memutuskan dipindahkan ke Kaltim, tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Adanya IKN ke Pulau Kalimantan, lanjutnya, bukan hanya menguntungkan bagi masyarakat Kaltim, tapi juga bagi publik, karena selama ini pembangunan hanya terpusat di Jakarta atau umumnya di Pulau Jawa sehingga sering disebut Java Centris, namun karena kini pindah ke Kalimantan yang letaknya di tengah Indonesia, maka pembangunan akan merata.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
Untuk itu, dalam acara di Planery Hall Sempaja yang dihadiri ribuan orang ini ia mengajak masyarakat memilih calon presiden dan wakil presiden yang pro terhadap pembangunan IKN, sedangkan bagi yang tidak mendukung kelanjutan pembangunan IKN, maka calon tersebut bukanlah calon pemenang.
Pembangunan IKN, lanjutnya, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan dengan mengedepankan keseimbangan.lingkungan, karena dari 252.000 hektare luas IKN, lokasi yang dijadikan infrastruktur atau yang dibangun hanya 25 persen.
Kemudian seluas 65 persen akan menjadi area hutan kembali, sedangkan sisanya yang seluas 10 persen untuk area produksi pangan, tentunya lahan pangan ini juga menganut konsep hijau.