Kendati demikian, dia sangat bersyukur karena memperoleh ilmu dan pengalaman baru.
"Di sana saya bisa mengenal teknologi-teknologi baru yang belum ada di Indonesia. Saya juga banyak belajar mengenai kultur positif dan beberapa di antaranya saya terapkan di Indonesia," ungkap dia mengutip laman Unair, Sabtu (3/6/2023).
Baca Juga:
Pemkab dan Pertamina Sidak Pangkalan LPG 5kg Sesuai Harga Eceran Tertinggi
Maria mengaku sangat senang dan bangga. Pasalnya, ia berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu doktor termuda di Indonesia, tidak lama setelah perayaan ulang tahunnya yang ke-24.
"Lima hari setelah berulang tahun yang ke-24, saya diyudisium sebagai doktor baru di bidang Ilmu Farmasi. Saya sangat senang karena ini menjadi kado ulang tahun saya yang ke-24," tutur dia.
Dalam studi doktoral yang diambilnya, Maria melakukan penelitian dan mengembangkan biomaterial berukuran nanometer untuk aplikasi defek tulang, dengan tujuan bisa mengatasi permasalahan mahalnya produk implan tulang impor di Indonesia.
Baca Juga:
Kemenag Dukung Penguatan Produk Halal UMKM di Minahasa Tenggara, Sulut
Dia berharap, hasil disertasinya dapat menyumbang teori baru di bidang Farmasi dan sekaligus dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.[eta/Kompas]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.