Program pelatihan yang berlangsung selama enam minggu ini juga menggunakan metode pendampingan perilaku menggunakan kalender kesehatan dan grup whatsapp.
Dikenal sebagai peneliti, penulis, pelatih, dan Dosen di Program Studi Antropologi Sosial di FISIP USU, Dr. Fotarisman Zaluchu, memaparkan, "Melihat dan mengetahui latar belakang peserta yang sebagian besar awam dengan istilah-istilah kesehatan, kita harus bisa memberikan informasi yang mudah dipahami oleh mereka. Kami mengembangkan teknik belajar yang edukatif tetapi menyenangkan, di mana penyampaian materi dilakukan secara dialogis, melibatkan indra, dan membangkitkan semangat. Kami menyampaikan materi sesuai dengan konteks keseharian mereka, dan dari awal, menjelaskan juga kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi. Model pembelajaran seperti ini ternyata menyenangkan bagi mereka."
Baca Juga:
Pemerintah Kalimantan Barat Komitmen Tingkatkan Layanan Pemberdayaan Pemuda untuk Sumpah Pemuda
Sedangkan pengamatan Dr. Putri C. Eyanoer, peneliti dan konsultan yang juga Dosen Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran USU, "Program ini memiliki framework yang tepat dengan memilih para ibu sebagai target peserta pelatihan. Pengaruh Ibu pada keluarga terlihat dengan mengajak suami untuk hidup sehat, tentu dengan segala keterbatasannya. Efek domino memang hanya bisa didapat melalui komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. Mulai dari mengajak suami untuk ikut menerapkan apa yang didapat dalam pelatihan, sehingga bisa merasakan manfaatnya bersama, dan melalui unggahan di grup whatsapp, dapat memotivasi ibu dan pasangan lain untuk melakukan program bersama."
Dari sisi peserta, Roslina Tampubolon, petani Perempuan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, mengatakan,"Kalau memikirkan masa depan anak saya, saya ingin sehat. Saya merombak habis kebiasaan, dan beralih mengonsumsi makanan sehat, sehingga kini dari bangun tidur, rasanya penuh energi. Saya juga berbagi dan mengajak keluarga dan teman-teman untuk hidup sehat."
Musim Mas optimis bahwa program ini bisa terus dikembangkan dan diterapkan di daerah-daerah lainnya, mengingat program ini berkontribusi langsung dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya Tanpa Kelaparan (nomor 2), Kesetaraan Gender (nomor 5), serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (nomor 8). Perluasan program juga dapat dilakukan dengan memberdayakan para petani Perempuan atau istri petani yang sudah mendapatkan pelatihan untuk berbagi dengan anggota keluarga atau komunitasnya.
Baca Juga:
Program Desa Berdaya PLN UIP KLB Sintang Dukung Pengembangan Potensi dan Ekonomi Desa
"Setelah pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga, selanjutnya kami akan merancang pelatihan terkait literasi keuangan dan peluang bisnis rumahan. Karena itu, Musim Mas menyambut baik seluruh stakeholders yang ingin berkolaborasi, untuk meningkatkan kehidupan keluarga petani swadaya di Indonesia," tutup Linda.
[Redaktur: Amanda Zubehor]