Sementara terkait minimnya ruang kelas, kata Entin, kondisi itu sangat dirasakan oleh kelas 1 dan kelas 5. Dimana untuk Kelas 1 dengan jumlah siswa 40 orang yang semestinya dijadikan 2 rombongan belajar, saat ini KBM-nya disatukan dalam satu ruangan kelas.
"Padahal dengan jumlah 40 siswa seharusnya kan jadi dua rombel tapi karena kelasnya kurang maka semua siswanya disatukan dalam satu ruangan," terangnya.
Baca Juga:
Sumedang Masuk 5 Besar Kampung KB Terbaik di Jawa Barat
Paling miris dirasakan oleh siswa kelas 5 yang tidak memiliki ruangan kelas. KBM mereka disesuaikan dengan jadwal olahraga dari siswa kelas lainnya agar ruangannya dapat digilir.
"Jadi semisal hari selasa jadwal olahraga kelas 6, maka ruangan kelasnya digunakan oleh kelas 5, kemudian setelah kelas 6 selesai olahraga sekitar jam 10.00, maka kelas 5 ini pindah lagi ke ruangan kelas 1 yang sudah pulang terlebih dulu," paparnya.
Entin menuturkan, kondisi ini sebenarnya telah dikeluhkan juga oleh para orang tua siswa lainnnya.
Baca Juga:
Anggaran DBHCHT Sumedang Tahun 2024 Capai Rp 20,98 M, Denny: Harus Memberikan Dampak Positif
"Saking lamanya tidak juga diperbaiki, para orang tua sempat berinisiatif akan memperbaiki ruang kelas yang rusak tapi di tahan oleh pihak sekolah," paparnya.
Ia berharap ada perhatian lebih dari Pemkab Sumedang agar para siswa dapat dengan nyaman mengikuti KBM di SDN Gunung Gadung.
"Harapan saya sebagai orang tua sih segera ada perhatian dan perbaikan dari Pemkab Sumedang," ucapnya