Diketahui bahwa Sahroji bekerja setiap hari mulai pukul 05.00-12.00 WIB. Kata dia, aktivitas menyimpang itu terjadi sampai subuh. “Iya betul (melihat langsung) mulai dari malam hingga menjelang subuh. Dari jam 10 malam sampai jam 5 subuh,” terang Sahroji, dilansir dari tvOnenews, Senin, (31/7/2023).
Biasanya, kata Sahroji, mereka kaum LGBT datang ke Hutan Kota UKI menggunakan roda dua hingga roda empat. Kaum LGBT itu biasanya nongkrong dulu sekitar 15 menit, lalu kemudian masuk kedalam Hutan Kota UKI.
Baca Juga:
Ketua Pengurus Pusat BPPH Pemuda Pancasila Periode 2014-2019 Meninggal Dunia
Menurutnya, orang-orang yang diduga kaum LGBT itu datang secara berkelompok. Satu kelompok berkisar empat orang. Kaum pelangi itu lewat celah-celah masuk ke dalam Hutan Kota UKI.
“Mereka masuk ke dalam Hutan Kota lewat celah-celah (pagar). Setelah masuk mereka ganti-gantian aja keluar masuknya. Mereka melakukan aktivitas kurang pantas (seks menyimpang) di dalam (Taman Kota),” pungkasnya.
Sahroji mengaku setiap membersihkan jalan di sekitar Taman Kota UKI, kerap menemukan alat kontrasepsi yang diduga bekas dari para kaum LGBT.
Baca Juga:
Talk Show Hukum, PBH Peradi Jakarta Timur Gelorakan Semangat Probono
Selain Sahroji, salah satu pedagang di sekitar Taman Kota UKI Adwen Tanjung, juga membenarkan adanya aktivitas kaum LGBT di Hutan Kota UKI tersebut.
Bahkan, kata dia, jumlah kaum LGBT yang datang bisa mencapai 100 orang. Menurutnya, aktivitas menyimpang itu sudah terjadi sekitar 10 tahun. [alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.