WahanaNews.co, Jakarta - Penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di Kota Jambi mengalami peningkatan sejak adanya kabut asap diduga imbas kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dinas Kesehatan Kota Jambi mencatat per 1-5 September 2023 tercatat ada 1.097 kasus ISPA di sana, yang kebanyakan dialami oleh anak-anak.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Lebak Targetkan Semua Warga Memiliki Sanitasi Layak untuk Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi Ida Yuliati mengatakan bila dibandingkan selama Agustus 2023, peningkatan kasus ISPA sejak awal bulan ini cukup tinggi di sana.
"Dibandingkan bulan Agustus, ada peningkatan. Tidak juga (signifikan). Selama di Agustus itu 6.709 kasus, sedangkan [sekarang] dari tanggal 1 sampai 5 September, itu 1.097 (kasus)," katanya dilansir CNNIndonesia, Jumat (8/9/23).
Sedangkan ISPA yang tercatat selama Juni mencapai 2.926 kasus, dan pada Juli sebanyak 2.672 kasus.
Baca Juga:
Imbas Hilirisasi, Bahlil Sebut 54 Persen Warga Morowali Kena Asma
Ia mengatakan kualitas udara yang buruk imbas terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dapat menjadi penyebab masyarakat terserang ISPA.
"Kenyataannya itu (anak-anak rentan). Mungkin anak-anak di sekolah, ketika ada yang satu batuk dapat menular," ujar Ida.
Ia pun mengimbau masyarakat termasuk anak-anak agar mengenakan masker serta menjaga kesehatan dengan makan dan minum yang cukup.
"ISPU (indeks standar pencemaran udara) ini kadang turun dan naik. Jadi tidak menetap. Tetapi imbaunya, harus memakai masker. Makan dan minum yang banyak. Jangan keluar rumah jika tidak perlu," katanya.
Sementara itu sejauh ini, Pemkot Jambi belum mengambil kebijakan meliburkan anak-anak kala kabut asap melanda. Meskipun demikian, Wali Kota Jambi Syarif Fasha meminta para guru mengharuskan anak-anak menggunakan masker.
Bila kondisi udara sudah masuk kategori sangat bahaya, barulah Pemkot Jambi meliburkan anak-anak.
"Kalau sudah buruk sekali, yang mana partikel abu sudah kelihatan jelas dan menyerang anak kita, maka akan kita liburkan anak sekolah kita," katanya.
Tidak hanya itu, Fasha juga memerintahkan Dinas Kesehatan Kota Jambi menyetok masker sebanyak mungkin.
"Siapa tahu situasi nanti memburuk, sehingga masker bisa kita bagikan pada masyarakat," katanya.
Gubernur Jambi Al Haris, dalam menghadapi fenomena ini, telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 1377/SE/DLH-3/2023 tentang antisipasi kualitas udara yang memburuk di Provinsi Jambi.
Dalam surat itu, masyarakat setempat diimbau mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak penting, dan menggunakan masker jika beraktivitas di luar rumah.
Sesuai surat edaran itu pula Haris menyatakan jika asap akibat karhutla semakin pekat dan kondisi ISPU meningkat, para bupati/wali kota dan pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi dapat mengambil langkah diperlukan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan, termasuk kemungkinan meliburkan anak sekolah.
[Redaktur: Sandy]