WahanaNews.co | Seorang
pengusaha yang tak diketahui namanya menyumbang kebutuhan medis bagi kampung
halamannya. Diperkirakan, bantuan untuk penanganan Covid-19 tersebut bernilai miliaran
rupiah.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Sang pengusaha tersebut memilih merahasiakan identitasnya.
Dia cuma mengakui lahir dan besar di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara
(Sumut).
Bantuan kebutuhan medis tersebut ditampung di Vihara Buddha
Jayanti Rantauprapat. Pengirimannya dilakukan dalam beberapa tahap. Pengiriman
tahap pertama telah sampai beberapa hari yang lalu.
Menurut pengurus Vihara, dalam pengiriman pertama ini
pihaknya telah menerima 28 ribu butir Favipiravir, 30 ribu rapid test, 50 unit
oxygen concentrator serta barang lainnya, yang nilainya berkisar Rp 4-5 miliar.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Selanjutnya barang kebutuhan medis tersebut disalurkan ke
berbagai lembaga. Secara simbolis penyerahan dilakukan kepada Kapolres
Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan.
"Secara simbolis penyerahan dilakukan ke kami. Itu
sebagai bentuk polisi akan berperan sebagai pengawas transparansi penggunaan
bantuan ini," kata AKBP Deni Kurniawan saat dimintai konfirmasi Sabtu
(21/8/2021).
Deni mengatakan sumbangan ini berasal dari pengusaha yang
menamakan gerakannya ini dengan Indonesia Pasti Bisa. Deni menyebut sumbangan
ini bernilai miliaran rupiah.
"Nilai sumbangannya ini miliaran rupiah. Ini saja
oxygen concentrator harga per unitnya Rp 18 juta. Dan yang sudah sampai ada 50
unit," katanya.
Sumbangan ini akan diberikan kepada dinas kesehatan di tiga
kabupaten hasil pemekaran Labuhanbatu. Termasuk ke Kodim dan ke PMI. Untuk
teknisnya akan diserahkan ke dinas kesehatan masing-masing kabupaten.
Deni juga mengatakan donatur misterius tersebut bersedia
membantu secara total untuk penanganan pandemi di Labuhanbatu.
"Termasuk juga nanti misalnya kalau ada tempat
perawatan terpadu, donatur ini bersedia membantu mendatangkan tenaga medis dan
menanggung biaya makan pasien," ujarnya.
Pengurus Vihara Jayanti Rantauprapat, Acun, mengatakan jenis
kebutuhan medis tersebut antara lain masker, alat pelindung diri (APD),
obat-obatan berbagai jenis, alat tes antigen (PCR), tabung oksigen, pulse
oxymeter, oxygen concentrator, dan sebagainya. Termasuk beberapa unit mobil
ambulans yang sedang dalam perjalanan.
"Ini belum semua barangnya kita terima. Masih ada yang
di perjalanan. Karena itu nggak usahlah saya sebutkan nilainya," Kata
Acun.
Acun menjelaskan tidak semua barang bantuan ini sifatnya
pemberian cuma-cuma. Beberapa di antaranya merupakan pinjam pakai, yang di
kemudian hari harus dikembalikan ke Vihara Buddha Jayanti.
"Perlu saya tegaskan, beberapa barang ini ada yang
sifatnya pinjam pakai. Nanti saat pandemi sudah teratasi harus dikembalikan ke
Vihara. Biar Vihara yang nanti akan mengelolanya untuk tujuan sosial,"
kata Acun.
Barang tersebut antara lain oxygen concentrator, tabung
oksigen, oxymeter, dan beberapa barang lainnya. Termasuk lima unit mobil
ambulans yang akan dipinjamkan ke masing-masing kabupaten dan PMI.
Ketua PMI Labuhanbatu Muhammad Rusli mengatakan, meski sifatnya
pinjam pakai, beberapa bantuan sangat membantu untuk penanganan pandemi ini.
Rusli juga mengatakan PMI akan menggunakan bantuan dengan sebaik-baiknya.
"Kita merasa sangat berterima kasih. Dan karena kita
merupakan lembaga kemanusiaan, kita akan transparan dalam pemanfaatannya,
termasuk nanti laporan pertanggungjawabannya yang berlapis," kata Rusli. [qnt]