WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketika Aceh Tamiang dilanda bencana dan jaringan listrik tumbang di berbagai titik, perjalanan satu unit genset 66.000 watt dari Kota Langsa menjadi misi yang tidak boleh gagal.
Pasalnya, nyawa di ruang gawat darurat RSUD Muda Sedia bergantung pada hidupnya mesin itu.
Baca Juga:
Soal Sumbangan KSAD Maruli untuk Sumatra Rp650 Juta, TNI AD Buka Suara
Tim PLN yang mengawal genset menembus jalur darat yang nyaris hilang dari peta akibat tanah amblas, ruas jalan patah, dan genangan lumpur setinggi lutut.
Mereka harus berulang kali turun, memindahkan batu besar, dan membuat lintasan darurat agar kendaraan dapat lewat.
Di rumah sakit, Direktur Utama RSUD Muda Sedia, Andika Putra, menggambarkan betapa genting situasinya ketika listrik padam.
Baca Juga:
INALUM Bersama Komisi XII DPR RI dan BUMN Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sumatera Utara
“Di tengah kondisi yang serba sulit, kehadiran listrik dari PLN adalah penyelamat, tanpa itu banyak tindakan medis yang tidak bisa kami lakukan, dan kami sangat berterima kasih karena respons cepat ini benar-benar menjaga keselamatan pasien,” ujarnya. dikutip Sabtu (6/12/2025).
Dari Jakarta, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa kelistrikan untuk fasilitas kesehatan harus diprioritaskan.
“Atas arahan langsung dari Bapak Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kami prioritaskan rumah sakit harus menyala lebih dulu karena di sana ada nyawa yang dipertaruhkan, dan tim PLN bergerak all out menembus medan apa pun agar layanan kritis tetap berjalan,” katanya.
Sesampainya di Aceh Tamiang, genset dihidupkan dalam hitungan menit dan RSUD Muda Sedia kembali terang sehingga tindakan medis kritis dapat berjalan, sementara posko pengungsian di Tamiang Sport Center juga menyala melalui suplai jaringan PLN yang berhasil dipulihkan.
Untuk mendukung kebutuhan air bersih masyarakat, PLN mengoperasikan genset 33.000 watt yang dikirim dari Binjai untuk PDAM Aceh Tamiang dan juga mengirimkan genset 100.000 watt dari Banda Aceh menggunakan KP Wisanggeni milik Polri yang saat ini masih dalam perjalanan menuju lokasi.
General Manager PLN UIW Aceh, Eddi Saputra, mengatakan bahwa pemulihan difokuskan pada titik pelayanan publik.
“Jalan putus dan banyak wilayah terisolir, tapi kami tidak boleh berhenti karena fasilitas vital seperti rumah sakit, posko pengungsian, dan titik pelayanan masyarakat harus mendapatkan listrik terlebih dahulu dan kami berterima kasih kepada TNI dan Polri atas dukungan penuh dalam mobilisasi peralatan,” katanya.
Dengan suplai darurat yang terus digerakkan dan jaringan yang secara bertahap dipulihkan, PLN memastikan masyarakat Aceh Tamiang kembali mendapatkan akses listrik dan penerangan untuk melewati masa tanggap darurat ini.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]