"Nah selama ini hasil monitoring kita gempa gempa besar memang sudah ada sumbernya, ini yang ini benar benar-benar mengagetkan yang Flores," ujar Daryono.
Ada beberapa cara mengenali sumber gempa yang belum dikenali. Pertama, untuk di daratan melakukan survei morfologi yang bisa mengenali jalur kelurusan, bentuk sungai dan relief.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Sedangkan, untuk di laut terbilang sulit lantaran harus ada pemetaan menggunakan teknologi sonar guna memotret dasar laut apakah ada kelurusan atau ada pola besar. Kemudian di cek dengan Gps geodetik apakah ada pergeseran atau tidak.
"Membutuhkan teknologi yang effort kalau di laut, kalau di darat kan bisa kita foto reliefnya, menggunakan satelit, kalau di dasar laut perlu ada survei batimetri," ungkapnya.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita menyatakan, gempa yang terjadi di NTT tidak berkaitan dengan erupsi sejumlah gunung Semeru. Serta tidak berkaitan dengan situasi gunung Awu dan Merapi.
Baca Juga:
Ketum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo, Salurkan Bantuan Untuk Pengungsi Erupsi Lewotobi
"Jadi bahwa tidak ada kaitannya dengan aktivitas gunung api yang saat ini sedang aktif erupsi misalnya gunung semeru, gunung awu, dan gunung merapi itu tidak ada kaitannya," katanya saat jumpa pers, Selasa (14/12).
"Saat ini kan ada Semeru sedang erupsi, kemudian Gunung Awu lalu kok tiba-tiba terjadi gempa (NTT), apakah itu ada kaitannya? jawaban kami adalah tidak ada kaitannya," tambahnya.
Dwikorita menjelaskan, adanya gempa tektonik justru dapat memicu dan diikuti meningkatnya aktivitas gunung api. Namun, BMKG belum melihat hal itu terjadi.