Wahananews.co |
Adanya sejumlah kejanggalan dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada)
serentak di Kota Medan, 9 Desember lalu, diungkap tim Pemenangan Pasangan Calon
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (AMAN).
Tim AMAN mengungkapkan "Diduga info data lembaga survei
yang dimaksud penuh kejanggalan. Indikasi itu terlihat dari selisih kemenangan
paslon nomor urut 02 atas paslon nomor urut 01 ditayangkan sejak awal terus
bergerak menjauh hingga melewati 10 persen. Padahal, faktanya selisih keduanya
sangat tipis dan belum diketahui pemenangnya," kata Wakil Ketua Tim
Pemenangan AMAN Gelmok Samosir di Medan, Ahad.
Baca Juga:
MK Koreksi Total Jadwal Pemilu, Pemilih Tak Lagi Harus Mencoblos 5 Kotak Sekaligus
Pernyataan tersebut dikeluarkannya sebagai poin pertama atas
pernyataan sikap tim pemenangan AMAN sehingga meminta semua pihak untuk tidak
mempercayai hasil quick count (hitung cepat) yang disiarkan televisi nasional.
Menurut dia, hal ini menggiring opini terhadap kemenangan paslon tertentu di
Pilkada Medan.
Hingga kini, tim AMAN menunggu hasil resmi dalam rapat pleno
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan pada tanggal 15�"17 Desember mendatang.
Setelah itu, pihaknya mengeluarkan sikap atas hasil pengumuman tersebut.
Saat ini, kata dia, tim advokasi yang dibantu tim hukum
serta sukarelawan menginventarisasi seluruh temuan akibat pelanggaran pilkada
maupun kejahatan pilkada yang diduga dilakukan secara terstrukur, sistemik, dan
masif melibatkan aparatur serta dugaan mobilisasi kepala lingkungan, dan
organisasi kemasyarakatan pemuda dalam membagi-bagi beras atau sembako.
Baca Juga:
Pemilihan di Daerah Mundur ke 2031, Ini Putusan Mengejutkan MK soal Pilkada dan DPRD
"Bahkan, diduga uang untuk memilih paslon
tertentu," katanya mengungkapkan.
Ia mengaku bahwa pihaknya juga menemukan adanya indikasi
kuat kesengajaan tidak disalurkannya surat undangan pemilih C6 sehingga banyak
warga yang gagal dalam menggunakan hak pilihnya. Hal ini ditandai dengan
rendahnya pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Tim AMAN juga menjumpai keganjilan di sejumlah TPS yang
dimenangi oleh paslon nomor urut 02 dengan jumlah kehadiran pemilih mencapai
angka 100 persen, padahal rata-rata pemilih di Pilkada Medan cuma sekitar 40
persen.
"Kami membuka posko pengaduan pelanggaran kecurangan,
bahkan dugaan kejahatan sepanjang sosialisasi hingga hari kampanye, baik berupa
foto, rekaman video, maupun kesaksian siapa saja yang ingin berkontribusi menciptakan
pilkada yang sehat dan bermartabat," kata Gelmok.
KPU Kota Medan menetapkan paslon Akhyar Nasution-Salman
Alfarisi yang didukung PKS dan Demokrat mendapat nomor urut 01, sedangkan Bobby
Nasution-Aulia Rachman diusung PDIP, Gerindra, Golkar, NasDem, PAN, PPP,
Hanura, dan PSI mendapat nomor urut 02. [dhn]