"Kita
mah dari BPJS sih sudah dikasih surat, kita berhak uang sekian, tapi di
Kemenkesnya belum dibayar-bayar, padahal Presiden Jokowi juga sudah bilang
anggarannya ada, tapi kok lambat," bebernya.
Ia
berharap supaya tagihan piutang tersebut bisa segera dibayarkan ke RSUD
Cibinong yang saat ini memerlukan suntikan dana untuk kegiatan pelayanan di
tengah antrean pasien Covid-19 yang makin panjang.
Baca Juga:
Pak Ogah dan Joki Jalanan di Puncak Bogor, Pengamat: Potret Buruk Pariwisata yang Harus Dibenahi
Jika
tidak, RSUD bisa saja kolaps karena harus membayar penyedia atau vendor alat
kesehatan serta obat-obatan.
Menurut
dia, operasional rumah sakit juga tidak bisa mengandalkan ketersedian obat dan
fasilitas dari pemerintah.
Sebab,
saat ini rumah sakit pun juga krisis keuangan.
Baca Juga:
Kisah Legendaris Kuliner ‘Mie Lie’ Pabrik Mie dan Pangsit di Kota Bogor Sejak Tahun 1937
"Mempengaruhi,
kita banyak utang, belum terbayar-bayar, kitakan nolong pasien butuh oksigen,
yang tadinya kebutuhannya cuma misalnya sekian miliar tapi ini sudah 2 kali
lipat. Obat-obatan kan itu harusnya gratis semua, kita melayani masyarakat
dengan biaya yang gratis," ungkapnya.
"Contoh,
saat ini kita kerja sama dengan dua mintra untuk penyediaan oksigen. Tapi satu
mitra akhirnya mengundurkan diri lantaran kita masih berutang, padahal
ketersedian oksigen sangat kritis saat ini untuk penanganan covid-19,"
tuturnya.
Terkait
klaim Covid-19 di periode 2021, Wahyu mengaku belum bisa menyebutkan secara
detail lantaran masih dalam proses verifikasi.