WahanaNews.co | Sebanyak 77 rumah tangga tidak mampu mendapatkan listrik gratis dari PLN di NTT.
PT PLN (Persero) memberi hadiah Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 kepada masyarakat di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) di Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, Agustinus Jatmiko menjelaskan pemenuhan listrik ini merupakan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero). Program ditujukan untuk masyarakat 3T dan mereka yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Jatmiko menambahkan Program BPBL bertujuan memenuhi kebutuhan energi listrik yang belum merata. Khususnya bagi rumah tangga tidak mampu yang belum tersambung dengan listrik PLN.
Adapun sebanyak 77 KK yang tersebar di NTT dinyalakan listriknya pada tanggal 17 Agustus 2022 sebagai hadiah Kemerdekaan RI ke-77.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Lebih lanjut, ia memaparkan kegiatan berlandaskan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2022 tentang Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) Bagi Rumah Tangga Tidak Mampu ini akan menyasar sebanyak 1.120 rumah tangga tidak mampu belum berlistrik di NTT. Total bantuan untuk 1.120 penyambungan listrik ini menggunakan alokasi APBN 2022 sekitar Rp 1,2 miliar.
Dalam program BPBL 2022, masyarakat akan menerima paket yang meliputi pemberian bantuan pembiayaan pemasangan instalasi listrik rumah, biaya Sertifikasi Laik Operasi (SLO), hingga Biaya Penyambungan Baru (BP) serta pengisian token listrik perdana.
"Dengan meratanya listrik bagi seluruh masyarakat tidak mampu khususnya di NTT akan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian, terlebih momentum hari kemerdekaan ibarat kata saat ini mereka telah terbebas dari kegelapan," tutur Jatmiko dalam keterangan tertulis, Jumat (19/8/2022).
Dalam kegiatan penyalaan perdana secara simbolis yang berlangsung Rabu (17/8) di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur, Bupati Sumba Timur yang diwakili oleh Kepala Dinas Sosial Sumba Timur Oktavianus Tamu Ama menyampaikan terima kasih untuk PLN.
Ia mengapresiasi kerja sama yang luar biasa dalam pendataan calon penerima bantuan sesuai dengan DTKS. Sehingga bantuan ini dapat diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.
"Kami juga bangga dan bersyukur karena masyarakat yang masih menggunakan pelita akhirnya bisa merasakan listrik hadir di kehidupan mereka. Kita juga ucapkan terima kasih kepada pemerintah atas bantuan penyambungan baru listrik ini melalui PLN, " ucapnya.
Sementara itu, warga Desa Lumbukore yang merupakan salah satu penerima bantuan, Andreas Gah (40) mengaku senang rumahnya dialiri listrik dari PLN. Pasalnya, sebelum mendapat pasokan listrik dari PLN, ia memenuhi kebutuhan penerangan rumah menggunakan pelita dengan bahan bakar minyak tanah.
"Dulu saya menggunakan pelita minyak tanah, satu bulan bisa habis Rp 40 ribu untuk 4 liter minyak tanah sementara dengan listrik PLN beli token hanya 20 ribu sebulan," ungkap Andreas.
Sebagaimana diketahui, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan 80.000 Rumah Tangga tidak mampu dan tinggal di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) menjadi sasaran program BPBL melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022.
Diketahui, rasio elektrifikasi di NTT dalam 5 tahun terakhir meningkat sebanyak 32,48 persen. Dari sebelumnya Mei 2017 sebesar 59,85 persen, sekarang sudah mencapai 92,33 persen per Juni 2022. [tum]