WahanaNews.co | Pengembangan usaha lokal, merupakan salah program prioritas PT Agincourt Resources (PTAR), yang tertuang dalam Rencana Induk Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) 2018-2031.
Mewujudkan program tersebut, pengelola Tambang Emas Martabe yang beroperasi di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) ini, secara berkesinambungan memberikan pendampingan kepada pelaku-pelaku industri rumahan, agar kedepannya menjadi usaha ekonomi produktif.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
Diantara bentuk pendampingan
yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan secara berkesinambungan. Pelaku usaha diharapkan mampu menciptakan produk handal dan berkualitas dengan macam varian, sehingga usaha yang dilakoni dapat berkembang.
Tidak hanya mengedukasi pengrajin menciptakan produk berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi, melalui pelatihan, pelaku UMKM diedukasi tentang strategi branding, manajemen usaha dan keuangan, serta pemasaran.
Dari 21 kelompok yang diberikan pendampingan oleh PTAR, salah satunya adalah pengrajin tempe 'Sutrisno' yang berada di Dusun III Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru, Tapsel. Produk kuliner yang di hasilkan usaha rumahan ini adalah tempe, tahu dan kripik kedelai.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
Netty Nurliana, pelaku industri rumahan 'Sutrisno' yang di jumpai awak media di kediamannya di Desa Sumuran, Selasa (20/6/2023), mengatakan, saat ini dia menjalankan usahan makanan berbahan baku kedelai.
Produk yang dihasilkan berupa tempe, tahu dan kripik kedelai. Setiap harinya, ibu tiga anak ini menghabiskan rata rata 12 kg kacang kedelai untuk usaha yang dilakoninya. Khusus untuk varian kripik kedalai, pemasarannya telah menyasar berbagai market di wilayah Tapanuli Selatan.
"Untuk kripik kedelai, kita produksi 35 paket setiap harinya," kata Netty.