WahanaNews.co | PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, menggelar Program Desa Tanggap Bencana (Destana), Peningkatan Kapasitas Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar), dan latihan atau simulasi
Rencana Tindak Darurat, di empat shelter di Kecamatan Batangtoru, Kamis (6/7/2023).
Simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) bendungan tailings storage facility (TSF) Martabe yang mengangkat tema 'Kita Siap, Kita Sigap', diikuti 200 perwakilan warga dari enam desa lingkar tambang yakni, Aek Pining, Batuhula, Sumuran, Telo, Napa, Wek 3, dan Wek 4.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
General Manager Operations PT Agincourt Resources, Rahmat Lubis, menyebutkan, salah satu prioritas dalam menjalankan aktivitas pertambangan adalah memaksimalkan dampak positif kehadiran perusahaan bagi para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat di lingkar area tambang.
Menyadari bahwa bencana alam merupakan keniscayaan dan tidak dapat kita tolak, pihaknya berkolaborasi dengan pemerintah daerah, menggiatkan pelatihan dan merangkul masyarakat menguatkan kesiapsiagaan terhadap bencana.
"Penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab kita semua, termasuk badan usaha,” kata Rahmat, Minggu (9/7/2023)
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
Menurut Rahmat, sejumlah program penanggulangan bencana sudah dilakukan pihaknya secara konsisten. Dalam pengurangan resiko bencana, PTAR bekerja sama dengan Ready Indonesia menggelar pelatihan
manajemen posko, pemasangan dan pembongkaran tenda, Emergency Response Standard Operational, serta memfasilitasi kelompok relawan Destana di empat desa di tiga kecamatan.
Pada tahun 2022 PTAR mengirimkan 4 orang relawan Destana dan 2 personel Damkar Tapanuli Selatan mengikuti Indonesia Fire and Rescue Challenge (IFRC) di Banyuwangi, Jawa Timur, selama 2 minggu. Selain itu, PTAR mengadakan peningkatan kapasitas Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) Tapanuli Selatan, bekerja sama dengan Tim Tanggap Darurat/ Emergency Response Team (ERT).
"Keberhasilan simulasi RTD tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, Polres Tapanuli Selatan, Kodim 0212/TS, Basarnas, PMI, BMKG, Muspika Batangtoru, dan relawan Destana," timpal Rahmat.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan, Umar Halomoan Daulay, mengatakan, simulasi RTD yang digelar dapat
menjadi wadah edukasi dan membangun budaya siap siaga, agar risiko bencana dapat dikurangi.
Dari rangkaian sosialisasi hingga simulasi, Umar Halomoan Daulay berharap, masyarakat dapat memahami tugas dan tanggung jawab jika bencana terjadi. Ia juga mengapresiasi komitmen PTAR yang beroperasi sesuai ketentuan pemerintah.
Menurut Umar, PTAR sebagai pembangun bendungan telah memiliki RTD dan melakukan sosialisasi RTD kepada masyarakat, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 27 Tahun 2015 tentang Bendungan.
"Simulasi RTD sangat terbantu dengan adanya Destana yang sudah dibentuk dan intensif dilatih PTAR sejak beberapa tahun silam," sebut Umar.
[Redaktur : Alpredo]