WahanaNews.co | Cuaca ekstrem melanda Provinsi Aceh. 3 pekan sebelumnya, kemarau melanda hingga suhu udara mencapai 35 derajat celcius.
Namun sejak kemarin, Sabtu (28/5), hujan disertai angin kencang menerjang puluhan rumah, pohon, dan fasilitas umum lainnya.
Baca Juga:
Miris! Empat Tahun Jalan Provinsi di Kecamatan Runding Rusak, Pemerintah Terkesan Diam
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan kecepatan angin mencapai 40-55 knots (70-100 km/jam) yang mengakibatkan gelombang laut bisa tinggi mencapai 3-4 meter.
“Kecepatan angin tersebut sanggup membuat pohon tumbang dan atap rumah beterbangan, serta membuat bangunan tinggi berpotensi bisa berosilasi,” kata staf ahli BMKG Aceh, Andrean Simanjuntak, Minggu (29/5).
Menurutnya, kecepatan angin tersebut hampir menyamai kecepatan angin dari Siklon Tropis Seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur pada 2021 lalu, Siklon Tropis Charlotte di selatan Jawa dan Siklus Tropis Anika di wilayah timur Indonesia pada tahun ini.
Baca Juga:
Sadis! Suami Kubur Istri Hidup-hidup dalam Drum Semen di Kebun Kopi
“Hal ini bisa saja terjadi dalam 1 sampai 2 hari karena masih ada potensi pertumbuhan awan cumulonimbus di barat Samudera Hindia,” ujarnya.
Andrean mengungkapkan, fenomena angin kencang yang sebelumnya pernah terjadi di Aceh yaitu angin Geurutee pada periode bulan Juli-Agustus 2021 di pesisir barat Aceh Besar dan Aceh Jaya. Angin Geurutee ini ditemukan lewat kolaborasi penelitian Universitas Syiah Kuala (USK) dan Forecaster BMKG.
Fenomena Angin Geurutee mirip dengan angin Bahorok di Sumatera Utara, Barudu dan Brubu di Sulawesi, Kumbang dan Gending di Jawa serta Wabraw di Biak.
“Potensi Angin Geurutee bisa saja terjadi pada tahun ini tapi belum ada tanda-tanda tersebut akan terjadi dalam waktu dekat,” terangnya.
Kejadian angin kencang memang kerap kali terjadi dalam beberapa tahun, karena lokasi geografis Aceh yang langsung berhadapan dengan laut lepas dan itu membuat pertumbuhan awan cumulonimbus lebih sering.
Menyikapi fenomena alam ini, Andreas mengimbau masyarakat berhati-hati dalam melaksanakan aktivitas luar rumah karena kerusakan yang ditimbulkan sangat luas jika terjadi angin kencang.
Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), hujan lebat disertai angin kencang mengakibatkan puluhan rumah dan fasilitas umum di beberapa daerah rusak. Begitu juga dengan pohon yang ikut tumbang dan mengakibatkan pemadaman listrik.
Wilayah yang terdampak itu antara lain; Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat Daya, Pidie Jaya, Gayo Lues, Langsa, Sabang, dan Bener Meriah. [rin]