WahanaNews.co | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penanganan darurat bencana banjir yang terjadi di Provinsi Jawa Timur yang meliputi Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Trenggalek yang terjadi pada pekan lalu.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, Kementerian PUPR telah menurunkan tim untuk bergerak cepat melakukan penanganan banjir di sejumlah daerah di Jawa Timur tersebut.
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
“Kami sudah instruksikan agar segera menurunkan sejumlah alat berat ke lapangan, yakni perahu karet bermesin sebanyak 6 unit, mobile truck pump berkapasitas 160 liter/detik, excavator dan kawat bronjong,” kata Jarot Widyoko saat mendampingi Anggota Komisi V DPR RI Sri Rahayu meninjau lokasi banjir di Kabupaten Blitar, Kamis (27/10/2022). Turut mendampingi Direktur Sungai dan Pantai Bob Arthur Lombogia.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Kementerian PUPR saat ini telah menurunkan sejumlah alat berat ke lapangan, yakni 1 unit perahu karet 6 penumpang, 2 unit mobile pump kapasitas 160 liter/detik (banjir trenggalek), 1 unit pompa kapasitas 500 liter/detik (banjir blitar), excavator, dan kawat bronjong.
Kementerian PUPR juga telah menyiapkan penanganan darurat, hingga jangka menengah, sehingga kerusakan yang terjadi akibat banjir segera tertangani. Untuk penanganan darurat akan dilakukan normalisasi Kali Ngasinan, Munjungan sepanjang 7 km, proteksi Bronjong sepanjang 2 km pada pertemuan kali Mbambang dan Kali Panguluran, serta normalisasi sepanjang 3 km.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
Selain itu juga akan dilakukan proteksi sisi kanan Kali Glidik sepanjang 300 meter setinggi 8 meter di Tanggul wareng tengah 250 meter, dan Tanggul Tegalrejo 50 meter. Sedangkan untuk penanganan jangka menengah akan dilakukan reboisasi kawasan hulu dan pembuatan retensi banjir pada kawasan hulu.
Banjir di empat kabupaten tersebut terjadi disebabkan karena hujan dengan intesitas tinggi mulai hari Minggu 16 Oktober 2022 lalu selama 8 jam serta meluapnya Kali Bogel, Glidik dan Panguluran. Banjir dengan ketinggian hingga mencapai 1 meter mengakibatkan puluhan warga mengungsi. [JP]