Sebelumnya, Ohoirat menerangkan bentrokan warga di Maluku Tenggara itu dipicu akibat masalah klaim lahan antara dua desa sejak 6 Oktober 2022 lalu.
Ohoirat mengatakan warga Desa Bombay yang mengklaim sebagai kepemilikan lahan adat mendatangi wilayah perbatasan antardesa untuk memasang 'sasi' atau tanda pelarangan aktivitas bagi warga Elath.
Baca Juga:
Kontigen Maluku Tampilkan Drama Musikal Gunakan Bahasa Daerah di FTBI Tingkat Nasional
Namun, saat warga Bombay mendatangi lokasi tersebut sempat diadang warga Elath.
Warga Elath sempat memblokade jalan guna mencegah warga Bombay tidak bisa melanjutkan perjalanan mereka untuk memasang "Sasi" atau pelarangan di lokasi lahan adat.
Warga Bombay pun marah dan terjadi bentrokan. Mereka sempat saling serang menggunakan senjata tajam dan melepaskan panah di sebuah lorong Desa Wakatran yang berdiri di tengah-tengah antar kedua desa tersebut.
Baca Juga:
Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,6 Kini Menggoyang Maluku Tenggara
Aparat yang tiba di lokasi sempat melepaskan tembakan beberapa kali ke udara guna membubarkan massa. Akibat bentrokan ini dua bangunan SMPN 1 dan SMA Elath terbakar, dua anggota polri terkena luka dan puluhan rumah dilaporkan terbakar.
Saat ini kondisi dilokasi bentrok sudah berangsur normal setelah Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif memerintahkan untuk penebalan pasukan. Sekitar dua pelaton gabungan setingkat SST dipimpin Kapolres dan Wakapores.
Polda Maluku mengimbau warga yang bertikai untuk menahan diri dan tidak terprovokasi dan meminta warga untuk hidup rukun dan damai. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.