WahanaNews.co | Polresta Surakarta menyelidiki adanya dugaan kelalaian dalam peristiwa kebakaran di Ruang Puntadewa Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin di Solo, Jawa Tengah, Jumat (5/8/2022) yang merenggut dua nyawa.
Dua korban jiwa diidentifikasi sebagai pasien berinisial YA (30 tahun) dan YR (33 tahun) serta tiga pasien lainnya mengalami luka-luka.
Baca Juga:
Remaja Main Petasan Pemicu Mobil Terbakar di Kembangan Diburu Polisi
"Kami akan melihat apakah ada unsur kelalaian terkait dengan SOP (Standard Operating Procedure) petugas jaga," kata Kapolresta Surakarta, Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak usai meninjau lokasi kebakaran.
Hingga saat ini, Satreskrim Polresta Surakarta sudah meminta keterangan dari lima pegawai RSJD dengan status saksi.
Tiga orang merupakan perawat jaga yang bertugas di Ruang Puntadewa RSJD dr Arif Zainudin, satu orang petugas keamanan, dan satu orang perawat dari bangsal lain.
Baca Juga:
Kebakaran Gudang Amunisi 60 Ton di Ciangsana Semalam, Tak Ada Korban
Menurut keterangan yang dihimpun, kebakaran terjadi sekitar pukul 03.42 WIB.
Api pertama kali diketahui salah satu perawat yang meninjau ruangan karena mendengar suara ledakan dari arah sayap kanan Ruang Puntadewa.
"Ketika dilihat dari sisi atap sebelah Timur sudah ada api dan atap dari pvc ini ada sebagian yang sudah jatuh terbakar api," katanya.
Tiga perawat yang saat itu bertugas di Ruang Puntadewa segera menyalakan alarm internal untuk mengingatkan penghuni rumah sakit yang lain.
"Ada yang menekan tombol alarm internal rumah sakit, menelpon piket siaga, satu orang lagi melakukan evakuasi terhadap tujuh pasien yang ada di tempat tidur saat kejadian," katanya.
Petugas baru menghubungi pemadam kebakaran sekitar pukul 03.55 WIB setelah gagal memadamkan api dengan sepuluh unit Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Pemadam kebakaran pun datang kurang dari lima menit sejak mendapat laporan kejadian.
"Pukul 4.02 api dinyatakan padam dengan hadirnya petugas pemadam kebakaran," katanya.
Sebagai gambaran, Ruang Puntadewa merupakan tempat perawatan pasien akut laki-laki dewasa di RSJD dr Arif Zainudin yang berisi 18 pasien saat kebakaran terjadi.
Sembilan pasien di sayap kiri dan sembilan pasien di sayap kanan. Kebakaran terjadi di sayap kanan ruang tersebut.
"Di dalamnya terdapat tiga ruang isolasi. Ruang isolasi itu dilengkapi dengan teralis. Satu ruang isolasi dengan kapasitas satu orang. Ada dua ruang yang diisi satu orang per ruangan," kata Ade.
Sementara tujuh pasien lainnya berada di selasar sayap kanan dalam keadaan terikat (restrained) di tempat tidur. Saat kebakaran terjadi, perawat berhasil mengevakuasi tujuh pasien tersebut.
Sementara YA dan YR yang terkunci di ruang isolasi tidak berhasil diselamatkan.
"Ketika akan membuka ruang sel isolasi sudah tidak memungkinkan karena api sudah membesar," katanya.
Ade menambahkan Ruang Puntadewa tidak memiliki instalasi sprinkler untuk mencegah terjadinya kebakaran.
"Kami melihat tidak ada (sprinkler)," katanya.
Saat dikonfirmasi, Direktur RSJD dr Arif Zainudin mengakui bangunan rumah sakit memang tidak dilengkapi dengan sistem sprinkler.
Namun ia memastikan bangunan RSJD dr Arif Zainudin sudah memenuhi syarat dan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat di saat kebakaran terjadi.
"Sudah memenuhi standar. Sudah ada apar di setiap ruangan dan jumlahnya mencukupi," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan kejadian kebakaran tersebut akan menjadi bahan evaluasi bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan kesiapsiagaan menangani insiden kebakaran.
"Tentu kami akan melakukan evaluasi secepatnya terhadap kejadian ini. akan ada tindak lanjut dalam hal proteksi terhadap potensi kebakaran. Termasuk sprinkler sekarang belum ada, nanti kita perbaiki," katanya. [rin]