"(Terkait) organisasi manajemen tadi barangkali, mungkin perlu ditambah satu direktorat misalkan, mungkin, kita enggak tahu. Tadi sudah kita sampaikan ke Pak Dirut, kita ingin overview dari Dirut sampai supervisor. Kira-kira seperti apa jobdesk, dan rencana operasional seperti apa," katanya.
Diketahui beberapa waktu terakhir, Bus Transjakarta terlibat kecelakaan. Pada 2 Desember, bus nomor lambung SAF025 menabrak pos polisi di PGC, sementara pada 3 Desember, bus nomor lambung MYS17069 menabrak separator di sekitar Halte Bundaran Senayan.
Baca Juga:
Transjakarta Siap Ubah Bus Tenaga Diesel ke Listrik
Selain itu, pada Senin (6/12), ada beberapa kecelakaan yang melibatkan Transjakarta. Salah satunya, adalah menabrak pejalan kaki di daerah Jakarta Selatan.
Terpisah, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani mengaku telah berkomunikasi dengan anggota fraksi-nya yang mengungkap informasi direksi PT TransJakarta mengobrol di kafe sambil menonton belly dance (tari perut).
Menurutnya, anggota fraksi-nya mengungkap informasi itu lantaran suasana rapat berlangsung panas.
Baca Juga:
Cegah Pelecehan, Bus Pink TransJ Khusus Wanita Kembali Beroperasi
"Saya sudah komunikasi dengan beliau, yang saya pahami adalah situasinya memang memancing emosi dikarenakan sikap dirut yang cukup arogan infonya, sehingga dinilai tidak kooperatif hingga akhirnya dikaitkan dengan isu video tersebut," kata Rani dilansir dari CNNIndonesia, Selasa (7/12).
Ia mengakui dewan tidak berhak ikut campur dengan urusan moral Direksi Transjakarta. Namun, pihaknya berhak meminta pertanggungjawaban dari direksi Transjakarta soal insiden kecelakaan.
"Kembali lagi hal tersebut adalah hak pribadi masing-masing dan harus ada bukti dulu pastinya, karena selama urusannya tidak menganggu kinerja, hanya saja memang akan menjadi tidak elok ketika berita ini keluar, di saat kondisi memprihatinkan dari kejadian-kejadian TransJakarta beberapa hari belakangan," katanya.