Sudewo menegaskan komitmennya untuk terus belajar menjadi pemimpin yang terbuka terhadap kritik demi kemajuan Pati, sekaligus meminta dukungan untuk melanjutkan program pembangunan daerah, termasuk perbaikan RSUD Soewondo, infrastruktur jalan, pendidikan karakter, dan penguatan sektor pertanian.
Perayaan Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati turut dimeriahkan oleh prosesi kirab boyongan yang menjadi puncak acara, diikuti bupati, wakil bupati, jajaran forkopimda, DPRD, pimpinan OPD, camat, tokoh masyarakat, pelajar, dan pegiat budaya.
Baca Juga:
Kapolri Pimpin Kenaikan Pangkat 13 Pati, Dua Jadi Komjen
Kirab dimulai dari Genuk Kemiri dengan pengambilan air suci oleh Kepala Desa Sarirejo dan juru kunci, disambut tari tradisional Eka Prawira dan Bedhaya, lalu dilanjutkan dengan doa bersama dan gelar bregodo yang mengiringi rute dari Gemeces, Jalan Pemuda, Alun-alun, hingga Kantor Bupati.
Sepanjang perjalanan, masyarakat antusias menyambut peserta kirab yang mengenakan busana adat, membawa pusaka, dan menampilkan simbol-simbol prajurit dari tiga kadipaten cikal bakal Kabupaten Pati: Mojosemi, Paranggaruda, dan Carangsoka, ditambah hiburan marching band, duta budaya, Paskibra, sanggar seni, dan prajurit simbolik dari desa-desa.
Setibanya di Pendopo Kabupaten, pertunjukan seni tradisional seperti Gongcik, Tari Golek Mugi Rahayu, peletakan pusaka, dan pembacaan suluk oleh dalang menjadi penutup rangkaian acara.
Baca Juga:
Panglima TNI Rotasi 86 Pati Mulai dari Kapuspen hingga Pangdam, Ini Daftarnya
Dalam pidatonya yang disampaikan dalam Bahasa Jawa, Sudewo menekankan bahwa kirab boyongan adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya leluhur yang sepatutnya menjadi inspirasi generasi muda.
Sebagai simbol doa dan harapan untuk masa depan Pati, prosesi penanaman pohon beringin dan selametan menjadi penutup perayaan yang berlangsung meriah dan khidmat.