WahanaNews.co | Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Sabtu (11/12) sowan ke Garut, tepatnya di Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota. Di sana, lelaki yang biasa disapa Emil itu memberikan edukasi kebangsaan kepada 20 orang warga yang terpapar paham Negara Islam Indonesia (NII).
Puluhan warga tersebut mendapatkan edukasi kebangsaan dari orang nomor satu di Jawa Barat itu di Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukamentri 3-4-5.
Baca Juga:
Bumdes Motekar Kabupaten Garut Terima Bantuan Cold Storage dari PLN UID Jabar
"Saya tadi jadi guru di sebuah kelas kepada 20 orang yang terpapar paham NII," kata Emil.
Saat menjadi guru itu, Emil mengaku, dirinya menjelaskan terkait pentingnya menghargai perbedaan dan melihat kebhinekaan sebagai rahmat, bukan kebencian. Lebih dari itu, ia juga mengaku menerangkan Pancasila adalah kesepakatan untuk membangun rumah Indonesia yang lestari.
Terpaparnya sejumlah remaja di kelurahan Sukamentri, menurut Emil, terjadi karena sejumlah faktor. Di antara faktor-faktor tersebut yakni minimnya pengetahuan agama, pendidikan, hingga ekonomi.
Baca Juga:
Warga Somasi Pemkab Garut dan Pemkot Bandung Soal PKS Pembuangan Sampah di TPA Pasir Bajing
Ia menyebut paham NII nyata adanya dan menjadi berbahaya manakala banyak remaja yang terpapar. Hal tersebut yang kemudian mendorong dirinya untuk turun langsung ke lokasi menjadi guru kebangsaan.
"Itu nyata, oleh karena itu saya turun langsung jadi guru untuk mengembalikan mereka ke dalam paham ideologi Pancasila yang kuat," tuturnya.
Emil mengatakan, saat ideologi Pancasila diganggu oleh perang pemikiran sayap kiri, khilafah, komunis, maupun paham lainnya yang menyimpang maka harus dilawan.
"Jadi kalau (Pancasila) diganggu perang pemikiran sayap kiri, khilafah atau komunis misalnya maka harus kita lawan," katanya.
Perlawanan itu dilakukan dengan memberikan pemahaman Pancasila yang mendalam dan bertahap. Terlebih pemahaman ideologi Pancasila ini diberikan kepada remaja.
Mantan Walikota Bandung ini pun menginginkan agar ada respons cepat pengembalian ideologi Pancasila kepada warga yang terpapar paham fang bertentangan Pancasila.
Harapannya, setelah diberikan pemahaman tersebut mereka yang sempat terpapar menjadi pohon yang kuat dalam menaungi Pancasila.
"Jangan sampai kita hanya jadi pemadam kebakaran, yang saat ada kejadian baru kita merespons, tapi kita menyemaikan bibit-bibit supaya mereka jadi pohon yang kuat dalam menaungi Pancasila," katanya. [qnt]