WahanaNews.co, Tapteng - Tidak ada satu pun insan di muka bumi ini yang dapat terhindar dari fitnah. Bahkan, manusia yang paling diagungkan oleh Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, juga pernah menjadi korban dari kejinya fitnah
Konon lagi, sosok pria bernama Sugeng Riyanta, anak ketujuh pasangan HM. Ihsan Muji Raharjo dan Hj. Pujilah. Walau memiliki karir moncer di dunia adiyaksa, terlahir sebagai manusia dhoif, Sugeng dipastikan akan dihantam gelombang fitnah dan tipu daya.
Baca Juga:
Soal Sugeng IPW Laporkan Ganjar ke KPK, Ini Respons Mahfud MD
Saatnya tiba, perlahan tapi pasti, pria yang kini menjabat sebagai Pj Bupati Tapanuli Tengah itu, mulai disatroni fitnah. Kelompok-kelompok pengecut yang gerah dengan aksi bersih-bersih, menebar teror. Isu atau gosip tanpa di dukung fakta atau bukti yang jelas, dihembuskan mahluk-mahluk siluman yang konon katanya mewakili pihak yang tertindas.
Sugeng dituduh datang ke Tapanuli Tengah hanya untuk mengumpulkan pundi-pundi uang, Sugeng dikatakan raja olah, Sugeng disebut menginjak-nginjak harga diri kepala Puskesmas dan kepala desa, Sugeng didakwa tim sukses salah satu partai, bahkan Sugeng dituding melakukan tipu daya agar tetap menjadi Pj Bupati Tapanuli Tengah.
Subhanallah...respons Sugeng justru mempertunjukkan agungnya akhlak dan iman yang ia miliki. Sugeng memperlihatkan tauladan bagaimana sebaiknya menyikapi kabar bohong dan fitnah. Meski diolok-olok dan dibenci, Sugeng terus berjalan, berkarya dan menyebar kebajikan untuk kemaslahatan ummat.
Baca Juga:
Sugeng Riyanta Sedih Melihat Kondisi Warga Korban Premanisme
"Jangankan saya, Rasulullah manusia yang paling diagungkan oleh Allah SWT, juga pernah menjadi korban dari kejinya fitnah," ujar Sugeng, disela-sela kunjungannya ke Kecamatan Sibabangun.
Bukannya ciut, nyali pria yang sudah digembleng berulang kali di kawah candradimuka Adhyaksa ini, semakin kuat. Semangat menjadikan Tapanuli Tengah ke arah yang lebih baik berkobar. Fitnah hanyalah sekedar pernak pernik dari perjuangan. Kerusakan sistem tata kelola pemerintahan mutlah harus diperbaiki. Abaikan pelemahan, birokrasi Tapanuli Tengah harus bersih dari mafia-mafia penyelewengan anggaran.
"Ini telah saya prediksi sebelumnya. Hal yang lumrah, pasti akan ada upaya-upaya pelemahan terhadap kebijakan yang saya lakukan," jawab menantu dari adik Suyatno Luhur, pemilik CV Yatnosons ini.
Sugeng menyambut badai fitnah dengan senyum merekah nan indah. Dalam setiap perjuangan akan selalu ada ujian dan rintangan yang menghadang. Semakin tinggi nilai perjuangan semakin besar juga rintangan yang dihadapi. Mencapai kemuliaan tertinggi diperlukan perjuangan. Ada pengorbanan, kesabaran, dan kerja keras.
Menegakkan kebenaran memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun bagi Sugeng, ini bukan menjadi penghalang untuk tidak menegakkan kebenaran. Syahid dalam misi pembebasan Tapanuli Tengah dari permufakatan melawan hukum, konsekwensi dari sebuah perjuangan.
"Dibandingkan dengan fitnah dan serangan yang ditujukan kepada Rasulullah saat berjuang membebaskan kota Makkah, fitnah yang ditujukan pada saya ini mah enteng dan kecil banget. Masyarakat saja yang menilai, masyarakat sudah pintar dan bijaksana," sebut suami Ade Riana Wiranti ini.
[Redaktur : Alpredo Gultom]