"Penurunan ini merata di seluruh wilayah Sumut, baik di pedesaan maupun perkotaan," ungkap Asim. Ia menambahkan bahwa pengendalian inflasi sepanjang 2024 berperan penting dalam menurunkan kemiskinan.
Pada September 2024, inflasi terkendali di angka 1,4 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan III 2024 juga mencapai 5,20 persen, menjadikannya yang tertinggi di Pulau Sumatra.
Baca Juga:
Lamsiang Sitompul: Kasus Penganiayaan Roy Sagala di Polres Dairi Dinilai Lamban dan Tumpul!
Konsumsi rumah tangga di Sumut juga menunjukkan perkembangan positif, dengan pertumbuhan sebesar 5,47 persen (yoy) pada triwulan III 2024, melampaui angka nasional. "Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat di Sumut tetap terjaga dan bahkan meningkat," jelasnya. Berdasarkan data, Sumut berada di peringkat ketiga nasional dalam penurunan angka kemiskinan September 2024, setelah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Asim juga memaparkan komoditas utama yang memengaruhi garis kemiskinan di Sumut. Di perkotaan, komoditas seperti beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol memberi dampak besar.
Sedangkan di pedesaan, pengaruh utama berasal dari beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras.
Baca Juga:
Bupati Simalungun Hadiri Kegiatan Entry Meeting BPK RI
Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Agus Fatoni, menyatakan keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.
"Kita berhasil mencapai capaian yang sangat baik karena kekompakan, kerja keras, dan gerakan serentak yang kita laksanakan," katanya.
Fatoni menjelaskan bahwa gerakan-gerakan serentak yang dilaksanakan, seperti penanganan kemiskinan ekstrem, pengendalian inflasi, pasar murah, pangan murah, hingga pembangunan sanitasi, menjadi kunci utama keberhasilan ini.