WAHANANEWS.CO, Maumere - Peristiwa memilukan terjadi di RSUD TC Hillers Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu malam (9/4/2025). Seorang ibu hamil bernama Maria Yunita menghembuskan napas terakhir bersama bayi dalam kandungannya.
Peristiwa ini memicu amarah dan keprihatinan publik setelah terungkap bahwa tidak ada dokter anestesi yang bertugas di rumah sakit tersebut saat itu.
Baca Juga:
Berkas Rampung, UNIPA Maumere Siap Jadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum
Kepala Ombudsman Perwakilan NTT, Darius Beda Daton, menyebut ketiadaan dokter anestesi di rumah sakit rujukan itu sudah berlangsung sejak awal tahun.
"Sejak Januari 2025, RSUD TC Hillers tidak memiliki dokter anestesi karena tenaga medis sebelumnya mengundurkan diri, dan hingga kejadian ini terjadi belum ada pengganti," ungkapnya, Kamis (14/4/2025).
Akibat kekosongan itu, kata Darius, rumah sakit tidak dapat melakukan prosedur operasi, bahkan yang bersifat darurat sekalipun.
Baca Juga:
Mahfud MD ke Flores, Ini Rangkaian Kegiatan Menko Polhukam
"Ketiadaan dokter anestesi menyebabkan tindakan operasi, sekecil apa pun, tidak bisa dilakukan di RSUD TC Hillers dan harus dirujuk. Ini sangat fatal bagi pasien darurat seperti ibu hamil yang butuh penanganan cepat," ujarnya tegas.
Ombudsman pun mendorong tindakan segera dari pihak berwenang. Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka diminta untuk segera menerbitkan Surat Izin Praktik (SIP) bagi dua dokter anestesi dari RS Lela agar dapat membantu pelayanan medis di RSUD TC Hillers.
Selain itu, Ombudsman mendesak BPJS Kesehatan Cabang Sikka untuk memastikan bahwa rumah sakit mitra JKN benar-benar memenuhi kualifikasi tenaga kesehatan.
Kasus ini tidak hanya memantik respons dari Ombudsman, tetapi juga menarik perhatian langsung dari Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena.
Ia menyebut kematian Maria Yunita sebagai tragedi kemanusiaan dan sebuah peringatan keras terhadap rapuhnya sistem pelayanan kesehatan di daerah.
"Kita sangat berduka dan prihatin. Ini tragedi kemanusiaan yang menyadarkan kita bahwa pelayanan dasar bidang kesehatan harus jadi prioritas," tegas Gubernur dalam pernyataan resminya, Jumat (11/4/2025).
Gubernur NTT pun langsung memerintahkan langkah konkret. Ia menginstruksikan Dinas Kesehatan Provinsi untuk segera turun ke Maumere dan mengirimkan dokter anestesi darurat agar krisis seperti ini tidak terulang.
"Saya minta jangan ada lagi nyawa yang hilang hanya karena sistem tidak siap!" ujarnya.
Lebih lanjut, Melkiades juga meminta BPJS dan lembaga kredensial untuk mengevaluasi kembali akreditasi rumah sakit yang menjadi mitra JKN.
Evaluasi itu mencakup ketersediaan tenaga medis dan kelayakan fasilitas yang sesuai dengan standar nasional pelayanan kesehatan.
Menurutnya, tragedi ini adalah alarm keras bagi seluruh pihak untuk melakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem kesehatan.
Ia mengungkap pentingnya mempercepat distribusi tenaga medis spesialis ke pelosok daerah, khususnya di wilayah NTT.
"Kita ingin JKN benar-benar menyelamatkan rakyat, bukan jadi formalitas kerja sama. Tragedi seperti ini tidak boleh terulang," pungkas Melkiades.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]