WahanaNews.co | Sebuah kendaraan tempur jenis tank mendadak masuk ke Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (14/2/2022), dengan diangkut sebuah truk besar khusus eskavator dari Surabaya.
Kedatangan kendaraan tempur BTR 50 P tersebut menjadi perhatian masyarakat saat diturunkan di halaman Kompleks Monumen PETA di Jalan Sudanco Supriyadi.
Baca Juga:
Lubang Misterius Muncul di Sungai Blitar, Sedot Air Hingga Sungai Mengering
Kendaraan jenis tank itu memang didatangkan ke Kota Blitar sebagai sumbangan dari Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi 2 Marinir Surabaya.
Kendaraan tempur sejenis tank itu akan digunakan untuk melengkapi rencana pembangunan Museum PETA di Kota Blitar.
Kendaraan tempur itu datang bertepatan momentum bersejarah, yaitu peringatan Pemberontakan Tentara PETA.
Baca Juga:
Bawaslu Kabupaten Blitar Gelar Tes Tulis untuk Calon Panwas Kecamatan
Proses penurunan kendaraan tempur dari truk berjalan lumayan lama.
Petugas harus menggunakan dua unit alat berat untuk menurunkan kendaraan tempur yang mempunyai bobot sekitar 14 ton dari truk.
"Hari ini, kami kedatangan tank dan meriam dari Marinir. Kendaraan tempur itu akan menyempurnakan performa ketika kami membangun Museum PETA," kata Wali Kota Blitar, Santoso.
Santoso mengatakan, kendaraan tempur itu merupakan sumbangan dari pasukan Marinir Surabaya untuk melengkapi rencana pembangunan Museum PETA di Kota Blitar.
Rencananya, Kota Blitar masih mendapatkan sumbangan lagi kendaraan tempur dari Angkatan Darat dan Angkatan Udara.
"Kami juga akan mendapat sumbangan pesawat untuk melengkapi rencana pembangunan Museum PETA," tambah Santoso.
Dikatakan Santoso, Pemkot Blitar segera menyempurnakan pembangunan Museum PETA.
Sesuai rencana, gedung pusat komando PETA yang dulu sempat ditempati siswa SMPN 3 dibangun menjadi diorama Sudanco Supriyadi.
"Gedung bagian belakang akan kami lengkapi diorama sejarah pahlawan Supriyadi," katanya.
Letda Marinir M Wahyudi dari Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi 2 Marinir Surabaya mengatakan, kendaraan tempur BTR 50 P merupakan buatan Rusia pada tahun 1940.
Kendaraan tempur itu bisa berfungsi di air dan darat. Bobot kendaraan tempur itu sekitar 140 ton.
"Kendaraan tempur itu merupakan kendaraan pengangkut pasukan infanteri," kata Wahyudi. [dhn]