Saat mendatangi dapur umum dan korban
banjir di Perumahan Tlogosari Semarang, Mensos bahkan harus memohon kepada
petugas BBWS Pemali Juana untuk mengoperasikan seluruh pompa di Rumah Pompa
Sungai Tenggang guna mempercepat surutnya genangan.
Dalam sambungan telepon, Mensos
mendengar penjelasan beberapa unit pompa penyedot dimatikan untuk proses pendinginan
setelah sebelumnya dioperasikan, namun dari keterangan petugas lainnya mengaku
ada pemadaman listrik.
Baca Juga:
Bantu Atasi Banjir di Semarang, PLN Kembali Distribusikan 5.000 Karung FABA
"Tolong (pompanya) dinyalakan
semua Pak, ini masih ada genangan, biar cepat surut, terlalu lama ini kasihan
warga," ujar mantan Wali Kota Surabaya itu pada Minggu malam.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi
menyebut kapasitas pompa-pompa air pengendali banjir di Ibu Kota Provinsi Jawa
Tengah itu harus ditambah karena sudah tidak mampu mengimbangi perkembangan
iklim yang luar biasa.
Baca Juga:
Banjir Bandang dan Longsor di Semarang, Tiga Orang Meninggal
Tak Mampu Menampung Air
Kapasitas pompa yang dipunyai saat ini
hanya cukup untuk mengantisipasi limpahan air kalau curah hujannya seperti 2013
lalu, sedangkan perkembangan iklim yang luar biasa saat ini terlihat dari curah
hujan ekstrem yang menyebabkan banjir.
"Evaluasi lain dari banjir yang
melanda Semarang adalah rehabilitasi drainase yang dinilai sudah tidak mampu
menampung air dengan curah hujan ekstrem," ujarnya.