WahanaNews.co | Sejumlah relawan Covid-19
berdemonstrasi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (22/2/2021).
Aksi
ini dipicu oleh perkataan salah seorang anggota dewan yang menyinggung para
relawan.
Baca Juga:
Kenali! Ini 2 Penyebab Utama Hilangnya Banyak Waktumu
Perkataan
itu terekam dalam sebuah potongan video.
Anggota
DPRD itu menyebut pemakaman jenazah Covid-19 seperti mengubur anjing. Dia juga mengatakan Dinas Kesehatan
Bantul mendapat proyek dari Covid-19.
Massa
mendatangi Gedung DPRD untuk meminta klarifikasi dari anggota dewan yang
bersangkutan.
Baca Juga:
5 Penyebab Sorry Syndrome yang Perlu Diketahui
Demonstrasi
ini diikuti relawan Covid-19 dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Bantul, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Bantul, dan tim Search and Rescue (SAR) Kabupaten Bantul.
Dalam
aksinya, para relawan turut membawa keranda sebagai bentuk protes.
Ketua
FPRB Kabupaten Bantul Waljito mengaku tersinggung atas perkataan itu.
"Dia
sampaikan pemakaman Covid seperti memakamkan anjing. Padahal, SOP (standard operating procedure) sudah
jelas tidak akan seperti itu," tuturnya.
Kata
Waljito, selama ini relawan telah berjuang dalam penanganan Covid-19.
Anggota
DPRD Bantul tersebut diberi waktu 1 x 24 jam untuk meminta maaf secara terbuka, baik melalui media
massa maupun media sosial.
Waljito
juga mendesak Kepolisian Daerah DIY untuk menyelidiki masalah ini karena
dinilai merupakan hasutan.
"Kalau
memang ini terjadi delik hukum Polda harus segera melakukan penyelidikan, sebab
ini kontra terhadap penanganan Covid-19," tutur Waljito.
Tanggapan
DPRD Bantul
Kalimat
yang menyinggung para relawan Covid-19 itu diucapkan ketika sang anggota dewan
menghadiri acara pernikahan dan khitanan di Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Namun,
belum diketahui kapan video itu direkam.
"Mati lan urip iku kagungane Gusti. Ora
opo-opo di-Covid-ke, opo-opo di-Covid-ke. Bar operasi kanker payudara, penyakit
gula, mulih di-Covid-ke. Njur le mendem kaya mendem kirik. Seko dinas kesehatan
entuk proyek do sakpenake dewe (Hidup dan mati itu urusannya Tuhan. Tidak
ada apa-apa di-Covid-kan, apa-apa di-Covid-kan. Habis operasi kanker payudara,
penyakit gula, pulang di-Covid-kan. Lalu menguburnya seperti mengubur anjing.
Dari dinas kesehatan dapat proyek semaunya sendiri)," ujarnya dalam video
tersebut.
Terkait
video tersebut, Wakil Ketua DPRD Bantul Subhan Nawawi berujar pejabat publik
harus bisa menahan diri saat berbicara di depan publik.
Pihaknya
pun mengaku prihatin atas perkataan tersebut.
"Ini
menjadi intropeksi kita, mungkin statement-nya guyon, apa pun tidak boleh. Itu
tidak boleh. Kita masa pandemi, masa prihatin," jelas Subhan.
Anggota
dewan itu juga telah dipanggil untuk dimintai klarifikasi. Akan tetapi,
undangan melalui telepon tidak dijawab.
"Yang
jelas hari ini kita undang, saya minta Pak Sekwan (Sekretaris Dewan DPRD
Bantul) menghubungi yang bersangkutan," kata dia.
Subhan
sudah meminta Badan Kehormatan Dewan untuk menindaklanjuti kasus ini. [qnt]