WahanaNews.co | Pemerintah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, melakukan sidak ke toko tradisional di daerah tersebut.
Dalam sidak itu, diketahui bahwa selain stok minyak yang ditemukan langka, petugas juga menemukan belum adanya toko yang menjual dengan harga Rp 14.000 per liter.
Baca Juga:
Bazar di Makodim Polman Diserbu Warga, 5 Liter Migor Hanya Rp 70 Ribu
Seperti Toko Surya dan Toko Chossy, di kawasan Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa.
Di Toko Surya, misalnya. Mereka belum menjual minyak goreng dengan alasan distributor langganannya belum memasok.
Kemudian di Toko Chossy, yang berdekatan dengan Surya, harga minyaknya masih dijual senilai Rp 22.000 per liter.
Baca Juga:
Disperindag Pamekasan Jual Minyak Goreng Murah, Ini Syarat Belinya
Para pemilik toko tradisional membela diri, dengan alasan mereka bakal merugi jika banting harga sesuai yang diterapkan pemerintah.
Para pedagang beralasan, mereka tak mendapatkan subsidi harga sehingga tak bisa serta-merta menerapkan kebijakan baru tersebut.
Pengelola Toko Chossy, Nanni mengatakan, hingga kini tokonya masih menjual dengan harga sebelumnya, karena sudah membeli dari distributor dengan harga mahal.
Tetapi, mereka berjanji akan mengikuti harga seragam minggu depan, dengan syarat stok lama mereka habis, atau menerima pasokan baru.
Rencananya, pemilik toko akan menghabiskan dulu stok minyak lama yang ada di toko mereka kemudian menjual dengan harga minyak Satu harga dari pemerintah.
Kabid Perdagangan dan UMKM, Dinas Koperindag dan UMKM Kabupaten Mamasa, Wardiasah mengatakan, mereka hanya memberikan imbauan kepada pemilik toko agar mengikuti kebijakan pemerintah menerapkan minyak goreng satu harga di toko-toko, termasuk di toko tradisional.
"Ke depan, kami akan terus melakukan sidak ke pasar ritel modren dan pasar tradisional untuk menindaklanjuti surat dari Kementerian Perdagangan," ungkap wardiansah.
Sementara di pasar tradisional Makau, sejumlah pedagang juga masih menjual minyak goreng dengan harga Rp 22.000-24.000. Hal ini dilakukan karena mereka membeli dari mobil kampas yang datang ke Mamasa dengan harga di atas Rp 14.000 per liter.
Muhammad Amin, salah satu pedagang di pasar Makau, Desa Buntu Buda, Kecamatan Mamasa, mengatakan belum mengikuti harga Rp 14.000 karena ingin menghabiskan dulu stok minyak goreng yang masih dijualnya.
"Nanti kalau stok lamanya habis baru kami jual sesuai imbauan pemerintah, tapi kalau tidak habis ya stoknya kami kembalikan ke mobil kampas," jelasnya.
Marni, salah satu pembeli di pasar tradisional Makau, mengatakan masih membeli minyak goreng dengan harga Rp 23.000 per liter.
Seperti warga lainnya, dia mendengar kabar harga minyak goreng turun hingga Rp 14 ribu per liter, namun setelah berkeliling pasar mencarinya, tak satu pun pedagang menjual harga murah seperti kebijakan Kementerian Perdagangan.
"Harga minyak goreng masih Rp 23.000 per liter, belum Rp 14.000 di pasar Makau", ungkap Marni. [bay]