WahanaNews.co I Pembangunan pasar tradisonal modern di
Desa Tomok, Kecamatan Simanindo saat ini sudah sangat dibutuhkan.
Mempertimbangkan letak Desa yang strategis dan menjadi salah satu destinasi wisata
unggulan, guna mendukung pengembangan Objek Wisata Unggulan Kawasan Danau Toba.
Baca Juga:
Pangdam Cenderawasih Tegaskan KKB Jangan Jadikan Warga sebagai Tameng!
Hal itu dikemukakan oleh Tokoh Masyarakat Pemerhati Kemajuan
Pariwisata Samosir, Harry Bos Sidabutar dan Tokoh Masyarakat Pemerhati Lingkungan
dan Pariwisata Samosir, Wilmar Simandjorang, kepada media ini, menanggapi alih
fungsi trotoar jalan lintas di Desa Tomok, menjadi tempat berdagang, Kamis,
(25/02/2021).
Wilamar berpendapat, Desa Tomok adalah Desa, selain tempat
wisata unggulan, juga pendukung penyedia kebutuhan bahan makanan termasuk untuk
masyarakat Desa sekitarnya. Antara lain masyarakat Desa Lontung, Desa Silima
Lombu , Desa Aek Natonang dan Desa Hotang Kecamatan Onan Runggu. Oleh karenanya
sudah seharusnya Pemeritah Daerah (Pemda) Kabupaten Samosir mendirikan pasar
tradisional modern di Desa Tomok.
Baca Juga:
Polres Purwakarta Kerahkan 700 Personil untuk Amankan Perayaan Nataru
"Saat ini sudah mendesak pendirian pasar untuk menyiapkan kebutuhan
sayur mayur di tempat strategis yang dapat memenuhi kriteria sehat dan bersih serta
dapat menampung hasil pertanian di Kabupaten Samosir," kata Wilmar.
Dia berharap, dengan adanya pasar tradisional modern yang
dikelola profesional, dapat menampung para pedagang yang berjualan di trotoar
jalan. Sehingga tidak lagi mengganggu keberadaan para pedagang souvenir di
Tomok, karena tempat itu sudah menjadi
objek wisata unggulan dan tersohor keseluruh dunia dan sudah menjadi salah satu
Geosite Toba Caldera Unesco Global.
Keberadaan pedagang di atas trotoar, disamping tidak elok
dilihat para wisatawan dan masyarakat, juga mengakibatkan kemacetan dan menciptakan sumber-sumber
sampah yang sangat mengganggu dan tidak layak untuk perkembangan pariwisata Danau
Toba sebagai super-super prioritas, berkelas Internasional Destinasi.
"Aparat terkait harus sigap menyikapi dan bertindak
cepat, tegasserta lugas untuk melakukan penertiban dari keadaan yang semberaut
ini. Pemerintah Kabupatenharus menetapkan solusi jitu melalui studi
kelayakan, membangun lokasi pasar tepat disekitaranya, dengan melibatkan Pemerintah
Desa, Tokoh masyarakat, Tokoh pemuda, Tokoh Wanita dan Perantau dari Desa Tomok,"
tambah Wilmar.
Tentu, jika hal itu terwujud, dalam mengisi aktivitas
dilokasi baru yang modern, harus memperioritaskan penduduk setempat yang punya
kemampuan dan talenta untuk berdagang.
Senada dengan hal itu, Harry Boos Sidabutar, juga turut
memberikan pandangannya berkaitan dengan alih fungsi trotoar jalan lintas Tomok,
menjadi tempat berjualan ketika hari onan (pasar) bertepatan hari Sabtu,
dimana waktu tersebut mejadi hari pilihan wisatawan masuk ke Samosir, khususnya
ke Desa Tomok.
Pada dasarnya sebagai Tokoh Masyarakat dan Pemerhati
Kemajuan Pariwisata Samosir, berterima kasih dan sangat mendukung perhatian
pemerintah pusat yang telah membangun memperlebar jalan dan membuat trotoar
yang begitu indah di Tomok.
Namun sangat disayangkan karena justru dimanfaatkan oleh
para pedagang dari luar Tomok pada setiap hari Sabtu menjadi tempat berjualan.
"Kalau memang bahu jalan dan trotoar bisa di pergunakan
untuk tempat berjualan, kenapa tidak kami saja (masyarakat Tomok) yang berjualan
disana ? saya khawatir kalau hal ini di biarkan berlarut-larut akan menimbulkan
gesekan yang kurang baik nantinya antara masyarakat tomok dan masyrakat pendatang,"
tegas Herry Boss.
Adanya kegiatan berdagang di atas bahu jalan di Tomok
menurutnya, juga bisa menimbulkan penilaian yang kurang baik oleh para
wisatawan terhadap masyarakat Tomok yang dianggap kurang bersih, kurang siap
menerima wisatawan.
"Untuk ini kami sangat mengharapkan perhatian
dan campur tangan dari Pemerintah Kabupaten samosir sesegera mungkin," pungkas
Harry Boss. (tum)