WahanaNews.co | Seorang bocah tewas akibat tenggelam saat berenang di lokasi galian proyek pembuatan jalan di Cibodas, Kota Tangerang, Banten.
Galian tersebut digenangi air yang memiliki kedalaman sekitar 1,5 meter hingga 2 meter.
Baca Juga:
Bocah SD Hanyut di Adian Nangka Ditemukan Tewas di Sihorbo Dairi
Kanit Reskrim Polsek Jatiuwung, AKP Kuswadi mengatakan tenggelamnya bocah ini diduga ada kelalaian dari kontraktor.
Dia menyebutkan peristiwa naas ini terjadi pada Selasa (25/1/2022).
"Lagi ada proyek pembangunan jalan ada yang digali lah, ya kan, kemudian di situ karena bekas-bekas galian itu kan belakangan hujan terus kan di Tangerang sehingga tergenang air lah tingginya kurang lebih 1,5 sampai 2 meter," katanya saat dihubungi, Kamis (27/1).
Baca Juga:
Seorang Bocah SD di Adian Nangka Dairi Hanyut di Lae Simbelin
Menurutnya dugaan kelalaian ini dikarenakan tidak adanya pagar pembatas. Sehingga, anak-anak dapat bebas bermain di lokasi.
Dia mengungkapkan bocah tersebut berinisial AAS berusia 6 tahun masih TK. Saat itu, AAS sedang berenang di bekas galian tersebut.
"PT Mandrosa yang kontraktornya diduga lalai jadi pengamanannya itu tidak sesuai SOP. Tidak ada pagar pembatas sehingga anak-anak bebas main di situ. Keterangan saksi itu anak-anak kecil pada berenang di situ kebetulan korban kan anak TK umur 6 tahun. Nah pada berenang ternyata tambah ke tengah kan dalam ternyata, itu korban nggak bisa berenang, kelelep," tambahnya.
Kata Kuswadi melihat kejadian tersebut teman-teman korban teriak minta tolong. Namun, naas saat dievakuasi korban sudah tidak bernyawa.
"Temannya karena liat korban tenggelam nyari gitu ya teriak-teriak lah gitu ada pekerja yang lagi ada di sekitaran TKP kemudian nolongin korban. Tapi begitu diangkat udah meninggal," ucapnya.
Kuswadi membeberkan bahwa galian tersebut merupakan proyek pembangunan jalan.
Dia menyatakan sebelumnya pihak pengembang sudah ditegur oleh RW terkait tidak adanya pagar pembatas.
"Pembangunan jalan di perumahan deh itu. Itu ditegur juga sama pengurus sama RW segala macam. Bahaya kan gitu. Seharusnya sekitaran galian itu ada pengamanan seperti ditutup seng atau segala macem," ungkapnya.
Lanjut Kuswadi, saat ini pihaknya masih memproses dugaan kelalaian ini. Menurutnya ini dilakukan agar tidak jatuh korban-korban lainnya.
Kuswadi menjelaskan memang lokasi galian maut ini dengan permukiman warga tidak jauh. Menurutnya memang di sini sering anak-anak datang bermain.
"Masih diproses terkait apakah ada kelalaian atau gimana. Dikhawatirkan ke depan ada korban-korban lainnya. Nah jadi lokasi proyek ini sering dipakai bermain. Sebelahnya ya permukiman warga kampung jaraknya hanya sekitar 200 meter," pungkasnya. [rin]