Namun, seiring berjalannya waktu masa tanggap darurat dan warga belum bisa menempati kembali rumahnya, akhirnya “tenda sakinah” ini diterima oleh semua warga.
“Warga pun akhirnya memahami karena ini kan salah satu kebutuhan biologis untuk pasangan suami istri,” kata dia.
Baca Juga:
Pengunjung Sepi, Pengusaha Hotel dan Restoran di Cianjur Minta Adanya Penangguhan Pajak
Feri menceritakan ada kisah lucu tentang “tenda sakinah” yakni saat dirinya memasang jadwal pasangan suami istri untuk menggunakan tenda tersebut.
“Jadi saat saya akan pasang kertas berisi jadwal pemakaian. Itu mereka pada protes, aduh, malu, jangan dipajang nama-namanya,” ujar dia.
Dia memastikan tenda tersebut tidak disalahgunakan oleh pasangan bukan suami istri.
Baca Juga:
Keracunan Siswa di Cianjur Karena Makan Ayam Suwir dari MBG, BGN Akan Perketat Pengawasan
“Karena yang mengungsi di lapangan ini kan warga satu RT, tidak ada dari RT lain. Jadi saya tahu siapa-siapa saja pengungsi di sini,” kata dia.
Feri menambahkan, pemerintah dalam hal ini Kantor Kementerian Agama di Kabupaten Cianjur bisa ikut andil atau hadir dalam urusan kebutuhan biologis warga yang mengungsi saat ada gempa.
“Kemenag itu tugasnya bukan hanya menikahkan saja tetapi juga ikut bertanggung untuk hal seperti ini (memenuhi kebutuhan dasar warga yang mengungsi saat ada bencana, termasuk kebutuhan biologis),” kata dia. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.