Tak hanya itu, disebutkan bahwa kota ini dihuni oleh jin beragama Islam. Ada juga yang menduga bahwa penduduknya adalah manusia yang menggaib.
Tanggapan Ahli
Baca Juga:
Aksi Arogansi di SCBD: Polda Metro Jaya Minta Maaf ke Lachlan Gibson, Siap Evaluasi Total
Mengenai asal muasal kata Saranjana, dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Jurusan Sejarah, Mansyur, melakukan analisis dari perspektif historis ilmiah mengenai sejarah Saranjana.
Melalui akun Facebook Sammy 'xnyder Istorya, Mansyur menulis tentang Saranjana dengan tiga versi lokasi menurut hasil penelusurannya.
Pertama, Saranja diduga berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan; kedua, di Teluk Tamiang, Pulau Laut; dan ketiga, di sebuh bukit kecil yang terletak di Desa Oka-oka, Kecamatan Pulau Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Menurut dia, Saranjana adalah fakta jika dilihat melalui perspektif historis.
Hal ini berdasarkan peta yang dibuat oleh Salomon Muller, naturalis berkebangsaan Jerman, di Heidelberg, dalam petanya berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo).
Peta ini dibuat pada tahun 1845 yang mengambarkan bahwa terdapat wilayah yang ditulisnya sebagai Tandjong (Hoek) Serandjana.