"Maka salah satu upaya yang dilakukan adalah menjaring
warga yang lalu-lalang di jalan. Mereka diarahkan untuk dilaksanakan testing
acak untuk antigen," terangnya.
Saat petugas menjaring warga, datanglah pengendara sepeda
motor dengan orang anak remaja yang masih berstatus mahasiswa. Mereka diarahkan
oleh petugas gabungan untuk di-rapid test antigen.
Baca Juga:
Polres Simalungun Berhasil Meringkus Pelaku Judi Online di Raya Kahean, Simalungun, Berkat Informasi Masyarakat
"Cuma anak ini dia tidak mau kemudian dia melarikan
diri dengan terlebih dahulu menabrak petugas kami dan langsung kabur dengan
cara sporadis. Kemudian setelah itu dia balik lagi kemudian dia (berkata)
"ngapain kalian menghalangi-halangi jalan saya". Penyampaiannya begitu sehingga
anggota mendekati dan menarik yang bersangkutan," terangnya.
Dia mengatakan kedua remaja tersebut merupakan mahasiswa.
Pihak keluarga pun menolak remaja tersebut dites rapid antigen.
"Masih mahasiswa ini, meronta-ronta dan melawan dan
berkata yang kurang baik sehingga kami dudukkan dia. Bapaknya juga datang,
kemudian saya dekati untuk bersama-sama di sana, tenang dulu, kita antigen
dulu. Tapi kemudian bapaknya tetap menarik anaknya untuk pulang,"
imbuhnya.
Baca Juga:
Kebakaran Tujuh Rumah di Parapat bermula dari lantai dua rumah makan ayam geprek
Saat itulah kemudian tiba-tiba salah satu pemuda tersebut
memukul kepala Dandim dari belakang. Akibatnya, anggota TNI yang lain secara
spontan langsung menghajar yang bersangkutan.
Sementara itu, Kepala Desa Buleleng Ketut Budiasa mengaku
belum bisa memberikan penjelasan terkait dengan hal tersebut. Pihaknya mengaku
bakal membicarakannya terlebih dahulu dengan berbagai tokoh masyarakat.
"Ini kan masalah di desa, saya ngomong dulu dengan tokoh-tokoh
masyarakat sehingga nanti tidak terlalu melebar begitu," jelas Budiasa. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.