WahanaNews.co | Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menerbitkan surat imbauan pada warga untuk mewaspadai dampak gelombang Rossby.
Peningkatan curah hujan diperkirakan akan terjadi hingga empat hari ke depan.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Surat bernomor BPBD.360/99/VI/2022 itu menginstruksikan kepada seluruh kepala pelaksana BPBD Kabupaten maupun Kota di Nusa Tenggara Timur untuk memantau perkembangan cuaca masing-masing dan menyebarkan peringatan dini cuaca dari BMKG kepada masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan.
Surat yang ditandatangani Kepala Pelaksana BPBD Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo itu juga menginstruksikan agar mengerahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri ke tempat aman jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam.
"Warga yang berdiam di lereng-lereng, bantaran sungai maupun dataran rendah untuk melakukan evakuasi mandiri. Menetapkan titik evakuasi serta memastikan jalur evakuasi diketahui, dan dapat dilalui di wilayah masing-masing," tulisnya.
Baca Juga:
Ketum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo, Salurkan Bantuan Untuk Pengungsi Erupsi Lewotobi
Penjelasan BMKG
BMKG membenarkan surat itu. Menurut prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Ni Putu Nonik Prianti, imbauan kesiapsiagaan terkait cuaca ekstrem itu berasal dari BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan merujuk pada informasi dari BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang.
"Gelombang atmosfer Rossby aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur sejak 21 Juni hingga 29 Juni lalu," jelasnya.
Nonik Prianti menambahkan, musim kemarau di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Timur pada tahun ini disertai dengan adanya fenomena La Nina, atau kemarau basah.
Suhu muka laut di wilayah Nusa Tenggara Timur masih hangat, sehingga suplai uap air masih cukup banyak dan didukung kelembapan udara dari lapisan atas hingga bawah yang cukup basah. Hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di Nusa Tenggara Timur juga cukup tinggi.
Menurutnya, keberadaan siklon tropis Chaba di Laut Cina Selatan juga turut mempengaruhi kondisi cuaca di Nusa Tenggara Timur, karena menjadi daerah pertemuan dan belokan angin sehingga memberikan dampak pada peningkatan curah hujan.
"Kondisi ini diperkirakan masih dapat berlangsung hingga empat hari ke depan. Kami akan terus memonitor dan segera memperbarui informasi cuaca, jika terjadi perubahan cuaca yang signifikan," tutup Nonik Prianti.
Sementara banjir kembali melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Malaka, NTT. Bencana ini dipicu hujan deras yang terjadi sejak kemarin.
Kepala BPBD Kabupaten Malaka Gabriel Seran mengatakan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat menyebabkan terjadinya genangan air di pemukiman warga.
"Ketinggian air rata-rata 10-30 sentimeter dan ini terjadi di Kecamatan Wewiku, Weliman, Malaka Barat, Malaka Tengah, Kobalima dan Kobalima Timur," jelas Gabriel, Kamis (30/6). [qnt]