"Di wilayah pesisir Jawa Timur ini, ada potensi gempa besar magnitudo 8,7 yang bisa berdampak tsunami. Dan ini merupakan siklus 100 tahunan yang harus kita waspadai," jelas Ma'muri.
Kendati masih bersifat prediksi, Ma'muri menekankan pada setiap pemerintah daerah yang memiliki kawasan pesisir selatan di Jatim untuk melakukan skenario dan tindakan mitigasi sejak dini.
Baca Juga:
22 Tsunami Gate dan 20 Akselerograf Siap Deteksi Bahaya Megathrust di Banten
Dalam upaya memitigasi potensi megabencana itulah BMKG perlu proaktif melakukan sosialisasi lapangan ke daerah-daerah rawan tsunami.
Tidak hanya Tulungagung, bahkan juga di Pacitan, Trenggalek, Blitar, Malang, Lumajang, Jember hingga Banyuwangi.
"Kami langsung turun lapangan guna melakukan verifikasi jalur evakuasi dan titik evakuasi akhir yang sudah ada di masing-masing daerah," ujarnya.
Baca Juga:
Mitigasi Megathrust: BMKG Apresiasi Daerah yang Siap, Tapi Tantangan Tetap Ada
Hal yang perlu diperhatikan selain jalur evakuasi, yaitu edukasi tentang rumus tsunami 20 20 20.
Rumus ini berarti, jika terjadi gempa lebih dari 20 detik, warga punya waktu 20 menit untuk mengungsi ke tempat dengan ketinggian di atas 20 meter.
"Edukasi 20 20 20 tepat, tapi yang terpenting harus secara kontinyu (berkelanjutan), sebab terjadinya kapan kita tidak tahu," pungkasnya.