6 Negara di Eropa Larang Penggunaan Ponsel di Ruang Kelas Sekolah
WAHANANEWS.CO, London - Menjelang pembukaan kembali sekolah-sekolah setelah liburan musim panas, Finlandia memberlakukan undang-undang baru yang membatasi penggunaan ponsel di sekolah-sekolah Finlandia, mulai berlaku pada hari Jumat lalu.
Baca Juga:
Dolar Tersingkir, 93% Transaksi EAEU Kini Gunakan Mata Uang Lokal
Negara Nordik ini, yang telah lama dikenal dengan pendidikan berkualitas tinggi, mengalami penurunan peringkat dalam pemeringkatan OECD yang mengukur kompetensi siswa berusia 15 tahun dalam matematika, literasi, dan ilmu pengetahuan alam.
Amandemen Undang-Undang Pendidikan Dasar, yang melarang penggunaan ponsel oleh siswa berusia tujuh hingga 16 tahun selama kelas berlangsung, telah disahkan pada bulan April.
Saat ini, ponsel dan perangkat seluler lainnya hanya dapat digunakan di kelas dengan izin guru untuk tujuan pembelajaran dan sebagai alat bantu atau untuk alasan kesehatan.
Baca Juga:
Indonesia Bergerak Cepat Hadapi Tarif AS, Usulkan Proposal Komprehensif dan Fair
Berikut 6 Negara yang Melarang Penggunaan Ponsel di Ruang Kelas Sekolah
1. Finlandia
Lembaga penyiaran publik Finlandia, Yle, melaporkan bahwa sebuah sekolah di kota Varkaus di timur Finlandia akan mewajibkan sekitar 700 siswanya untuk menyimpan ponsel di dalam tas atau loker sepanjang hari, termasuk saat istirahat.
Di kota Tampere di Finlandia barat, siswa diperbolehkan menggunakan ponsel saat istirahat, tetapi hanya di luar gedung sekolah.
Badan Pendidikan Nasional Finlandia telah menyerukan aturan yang lebih ketat daripada yang tercantum dalam undang-undang, merekomendasikan pelarangan penggunaan perangkat seluler selama waktu makan dan pembatasan penggunaannya selama istirahat.
Dalam putaran terakhir penilaian OECD untuk tahun 2022, 41 persen siswa Finlandia mengatakan penggunaan sumber daya digital mengganggu mereka dalam semua atau sebagian besar pelajaran matematika, angka yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata OECD sebesar 31 persen.
2. Denmark
Finlandia tidak sendirian dalam menyadari dampak negatif penggunaan ponsel terhadap nilai. Awal tahun ini, Denmark mengumumkan larangan penuh penggunaan ponsel di sekolah, dengan alasan kekhawatiran bahwa sekolah akan "dijajah oleh platform digital."
Ketua komisi kesejahteraan Denmark mendesak negara-negara Eropa lainnya untuk mengadopsi aturan serupa setelah temuan menunjukkan bahwa 94 persen remaja Denmark memiliki akun media sosial sebelum usia 13 tahun dan menghabiskan rata-rata tiga jam setiap hari di platform seperti TikTok dan YouTube.
3. Prancis
Kebijakan serupa telah diadopsi di Prancis, yang melarang penggunaan telepon di sekolah pada tahun 2018. Negara ini sedang menguji coba "jeda digital" untuk anak di bawah usia 15 tahun.
Norwegia juga baru-baru ini memberlakukan batas usia minimum yang ketat untuk menggunakan media sosial, yaitu 15 tahun.
4. Hongaria
Tahun lalu, Hongaria memberlakukan pembatasan yang lebih ketat yang menyatakan bahwa siswa tidak diperbolehkan menggunakan telepon di ruang kelas.
5. Belgia
Di Belgia, penggunaan ponsel pintar untuk siswa di sekolah dasar dan menengah di wilayah berbahasa Prancis dan ibu kota Brussel telah dilarang pada tahun ajaran baru.
6. Inggris
Di Inggris, meskipun tidak ada larangan nasional, hampir semua sekolah dasar dan sebagian besar sekolah menengah melaporkan telah menerapkan pembatasan penggunaan telepon.
Secara kolektif, tindakan-tindakan ini mencerminkan kekhawatiran yang berkembang di seluruh Eropa tentang dampak teknologi digital terhadap pembelajaran dan kesejahteraan anak-anak.
[Redaktur: Alpreo Gultom]