WahanaNews.co | Mahasiswa tunarungu asal Indonesia, Phieter Angdika menyelesaikan Program Studi S2 Program Studi Pendidikan Bahasa Isyarat (Master of Sign Language Education/MASLED) di Universitas Gallaudet, Washington DC, Amerika Serikat (AS).
Duta Besar RI untuk AS Rosan Perkasa Roeslani bangga atas keberhasilan Phieter Angdika.
Baca Juga:
AS Tekan 14 Negara Lewat Surat Tarif: Trump Minta Kesepakatan Sebelum 1 Agustus
"Saya sangat senang, bahagia, dan terharu atas pencapaian Phieter. Prestasinya membanggakan. Phieter menjadi orang Indonesia pertama yang menyelesaikan program S2 di Universitas Gallaudet," ungkap Dubes Rosan dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Senin (15/05/2023).
Universitas Gallaudet, yang berdiri sejak 1864, adalah satu-satunya perguruan tinggi swasta terkemuka di dunia yang fokus mengedukasi mahasiswa tunarungu dan tunawicara.
Dubes Rosan pun berkomitmen untuk membantu Phieter melanjutkan pendidikannya ke jenjang Strata 3 Bidang Linguistik di Universitas Gallaudet pada musim gugur tahun 2023 ini.
Baca Juga:
Libur Kemerdekaan Berubah Duka, Banjir Bandang di Texas Telan Puluhan Korban
Phieter adalah salah satu dari dua mahasiswa penerima beasiswa World Deaf Leadership (WDL) pada 2021, yang disponsori Nippon Foundation (Jepang) bekerja sama dengan Universitas Gallaudet.
Untuk mendapatkan beasiswa, Phieter, yang juga Ketua Asosiasi Mahasiswa Muslim Universitas Gallaudet itu, harus bersaing dengan 425 peserta lainnya dari seluruh dunia.
"Setelah menyelesaikan pendidikan, saya berharap Phieter dapat membantu mengembangkan keahliannya untuk para penyandang disabilitas tunarungu di Indonesia," ujar Rosan.
Ia juga berharap Indonesia memiliki perguruan tinggi khusus bagi penyandang disabilitas seperti Gallaudet University. Saat ini, terdapat sekitar 22,5 juta penyandang disabilitas di Indonesia.
"Para penyandang disabilitas harus memiliki akses pendidikan yang seluas-luasnya agar lebih percaya diri dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia," kata Dubes Rosan.
Sementara itu, Phieter, yang kini tercatat sebagai peneliti di Laboratorium Riset Bahasa Isyarat (LRBI) FIB Universitas Indonesia (UI) mengungkapkan kegembiraannya memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Gallaudet.
"Senang sekali bisa berkuliah di Universitas Gallaudet. Banyak hal yang saya dapatkan, salah satunya tentang layanan video relay service (VRS), yang memberikan layanan penerjemah bahasa isyarat melalui telepon," kata Phieter.
[Redaktu: Zahara Sitio]