WahanaNews.co | Arus mudik Lebaran 2023 ke Ibu Kota sudah mulai. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta memperketat pendataan kependudukan menuju Jakarta Kota Global atau Jakarta Global City.
Menurut Kepala Dinas Dukcapil DKI Budi Awaluddin, pihaknya akan menertibkan pendataan kependudukan, termasuk bagi para pendatang yang menetap di DKI usai periode mudik Lebaran tahun ini.
Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta Susun Raperda Kependudukan Atur Bansos untuk Pendatang
"Sampai saat ini kita mulai pendataan dan juga agar menghadapi Jakarta sebagai global city, sehingga nantinya Jakarta benar-benar tertib administrasi kependudukan," kata Budi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (26/4/2023).
Budi mengatakan pihaknya akan menertibkan pendataan bagi para pendatang yang menetap dan non-permanen. Hal ini, ujarnya, akan dilakukan selama satu bulan ke depan.
"Kita data selama satu bulan, H-1 atau pasca pada saat puncak arus balik mudik hingga satu bulan kami lakukan pendataan untuk penduduk yang non-permanen dan penduduk yang ingin menetap di DKI Jakarta. Ya mulai kemarin sampai dengan satu bulan. Kita mungkin Mei akhir sudah kita lakukan," kata Budi.
Baca Juga:
Aturan Dukcapil: Nama Maksimal Terdiri dari 60 Karakter, Ini Alasannya
Budi memastikan pihaknya akan melibatkan sejumlah pihak dalam memperketat pendataan penduduk, seperti pengurus RT/RW. Selain itu, Dukcapil akan berkolaborasi dengan dasawisma.
"Kami sudah sosialisasi melibatkan camat, lurah, Pak RT/RW, pendataan baru pendatang arus balik mudik. Pada saat arus balik mudik ini, kami juga melibatkan tak hanya RT/RW, juga dasawisma," kata Budi.
"Tapi nanti pelibatan RT/RW untuk terus kita lakukan. Nanti kita akan ada form khusus. Di saat mereka datang ke DKI Jakarta di situ nanti ada formnya itu berisi tanda tangan antara pemohon dan juga dari petugas loket layanan kita. Form itu yang akan diserahkan ke Pak RT," imbuh dia.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan perkiraan jumlah pendatang baru ke Ibu Kota pada tahun ini akan meningkat 20 persen dari tahun 2022, yakni sekitar 30 ribu. Menurutnya, tahun ini angkanya bisa mencapai 36-40 ribu pendatang.
"Ya perkiraannya kita ada penambahan sekitar 20 sampai 30 persen. Jadi perkiraannya dari 36 sampai 40 ribu. Kalau tahun kemarin di 2022 itu 27 ribu ya, dan penduduk nonpermanen sekitar 3.000. 30 ribuan ya berarti sekitar 36 ribu," ujarnya.
Merujuk catatannya, Budi menuturkan selama kurun tiga tahun terakhir, tren pendatang ke DKI mayoritasnya berasal dari latar belakang pendidikan di bawah SMA dengan penghasilan rendah. Oleh karena itu, Budi mengimbau para pendatang agar memiliki kemampuan atau skill pekerjaan saat menetap.
"Ya memang kalau kita lihat tren pendatang selama 3 tahun, mereka yang pendatang dan pendatang mudik balik, 3 tahun ini kita lihat trennya itu 80 persen, bahkan untuk yang pendatang mudik balik ini, 80 persen dari mereka itu berpendidikan SLTA ke bawah. 50 persen dari mereka berpenghasilan rendah dan mereka 20 persen berkonsentrasi di RW kumuh, begitu," kata Budi.
"Pada saat ini di dalam Permendagri 108 hanya tempat tinggal. Kita, Pak Pj (Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono), semua, mengimbau agar di saat mereka datang ke Jakarta tidak hanya tempat tinggal tapi juga kita mengimbau mereka punya skill keterampilan dan juga pekerjaan sehingga pas datang ke Jakarta mereka siap, siap mental mengadu nasib ke Jakarta sehingga kondisinya tidak lebih sulit saat mereka datang ke Jakarta," lanjutnya. [Tio/Detik]