Lebih lanjut, Budi menyampaikan perkiraan jumlah pendatang baru ke Ibu Kota pada tahun ini akan meningkat 20 persen dari tahun 2022, yakni sekitar 30 ribu. Menurutnya, tahun ini angkanya bisa mencapai 36-40 ribu pendatang.
"Ya perkiraannya kita ada penambahan sekitar 20 sampai 30 persen. Jadi perkiraannya dari 36 sampai 40 ribu. Kalau tahun kemarin di 2022 itu 27 ribu ya, dan penduduk nonpermanen sekitar 3.000. 30 ribuan ya berarti sekitar 36 ribu," ujarnya.
Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta Susun Raperda Kependudukan Atur Bansos untuk Pendatang
Merujuk catatannya, Budi menuturkan selama kurun tiga tahun terakhir, tren pendatang ke DKI mayoritasnya berasal dari latar belakang pendidikan di bawah SMA dengan penghasilan rendah. Oleh karena itu, Budi mengimbau para pendatang agar memiliki kemampuan atau skill pekerjaan saat menetap.
"Ya memang kalau kita lihat tren pendatang selama 3 tahun, mereka yang pendatang dan pendatang mudik balik, 3 tahun ini kita lihat trennya itu 80 persen, bahkan untuk yang pendatang mudik balik ini, 80 persen dari mereka itu berpendidikan SLTA ke bawah. 50 persen dari mereka berpenghasilan rendah dan mereka 20 persen berkonsentrasi di RW kumuh, begitu," kata Budi.
"Pada saat ini di dalam Permendagri 108 hanya tempat tinggal. Kita, Pak Pj (Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono), semua, mengimbau agar di saat mereka datang ke Jakarta tidak hanya tempat tinggal tapi juga kita mengimbau mereka punya skill keterampilan dan juga pekerjaan sehingga pas datang ke Jakarta mereka siap, siap mental mengadu nasib ke Jakarta sehingga kondisinya tidak lebih sulit saat mereka datang ke Jakarta," lanjutnya. [Tio/Detik]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.