WahanaNews.co, Jakarta - Dalam studi terorisme untuk profiling kelompok ekstrem biasanya melihat tiga hal, 3N theories: Naratif, Need, dan Network. Demikian disampaikan Dr. phil. Suratno Muchoeri Direktur The Lead Institute Universitas Paramadina dalam webinar "Inspirasi Taqorrub-Ilalloh Lewat Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Mantan Ekstrimis" yang dilaksanakan secara Daring di Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Suratno mencoba menjelaskan bagaimana seseorang terpapar ekstremisme "Pertama tentang naratif, semua kelompok ekstrem Islam pasti alasannya jihad. Misalnya dalam kasus Kang MT (Matahari Timoer), narasi yang dominan dalam kelompok NII misalnya minazzulumat ila nur, kenapa? Karena NII menganggap NKRI thogut, negara tidak berdasarkan Islam." Katanya.
Baca Juga:
The Lead Institute Universitas Paramadina Gelar Diskusi Kepemimpinan Profetik dan Pilkada 2024
"Kedua, need atau motif, biasanya adalah kebutuhan fisik dan psikis. Kalau fisik biasanya lingkungan, makanya biasanya anak muda yang kurang pergaulan dia mudah masuk karena mereka butuh lingkungan. Kemudian psikis, yang berhubungan dengan kedamaian. Kang MT dulu pernah di jalanan, berkelahi dengan kehidupan yang keras sehingga orang butuh kedamaian secara spiritual." Tambah Suratno.
Masih menurut Suratno kadang dikarenakan ada faktor kemiskinan juga.
"Kalau miskin, kadang merasa gagal hidupnya, jika merasa gagal solusinya akhirnya kelompok ekstremis memberikan penawar kebahagiaan. Bahkan pada kelompok ekstrem seperti JI jadi pengantin."
Baca Juga:
Universitas Paramadina Dorong Literasi Investasi Reksa Dana di Kalangan Mahasiswa
"Kemudian, network, Kang MT masuk ke NII sebagai network utama. Setelah hidup di jalanan, hampa spiritual, masuk ke masjid. Pada 1990 an, kelompok seperti NII memang adalah kelompok bawah tanah karena dikejar rezim Soeharto yang dianggap subversif. Recruiternya ke masjid, tanpa sengaja ketemulah di satu masjid, jadi networknya adalah melalui masjid." Terangnya.
"Masalahnya dalam proses liminal, kenapa ada ekstremis taubat dan ada yang tidak mau bahkan sampai meninggal? Menurut teori itu, yang dilihat ada istilahnya push factor dan pull factor. Faktor pendorong datang dari Kang MT sendiri, tapi juga ada faktor dari luar atau faktor penarik. Yang bisa positif bisa juga negatif, di mana keputusan terakhir ada pada pelakunya sendiri." Jelas Suratno.
Narasumber lainnya Matahari Timoer (Kang MT) aktivis sosial dan juga mantan Ekstremis menceritakan perjalanan hidupnya.