WahanaNews.co, Jakarta - Universitas Paramadina menyelenggarakan diskusi nasional bertajuk "Kepemimpinan Profetik dan Pilkada 2024" yang mengangkat isu kepemimpinan moral dalam konteks Pilkada serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Diskusi yang diselenggarakan secara daring, Senin (14/10/2024) oleh The Lead Institute Universitas Paramadina ini dipandu oleh Maya Fransiska, dan dihadiri oleh sejumlah pakar dalam bidang politik dan pemerintahan.
"Desentralisasi merupakan topik yang sangat penting bagi pembangunan daerah di Indonesia. Namun, dalam implementasinya, masih terdapat banyak masalah dan potensi desentralisasi yang ideal belum sepenuhnya terwujud" ujar Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini dalam sambutannya.
Baca Juga:
Universitas Paramadina Dorong Literasi Investasi Reksa Dana di Kalangan Mahasiswa
Didik menegaskan bahwa kepemimpinan profetik, yang mengutamakan moral dan keadilan, sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.
"Selain kepemimpinan profetik, kita juga butuh kepemimpinan transformasional untuk membawa masyarakat ke arah yang lebih maju," tambahnya.
Dr. phil. Suratno Muchoeri, Chairman The Lead Institute, menyampaikan bahwa Pilkada 2024 merupakan momen penting untuk menghadirkan pemimpin daerah yang berkomitmen pada visi kepemimpinan profetik yang telah ditekankan oleh almarhum Nurcholish Madjid (Cak Nur).
Baca Juga:
Dilema Kabinet Prabowo dalam Bingkai Koalisi Besar
"Cak Nur selalu menekankan pentingnya kepemimpinan yang mengutamakan keadilan sosial dan fokus pada kepentingan rakyat," jelasnya. Dr. Suratno juga berharap bahwa pemimpin daerah ke depan dapat membawa visi ini ke dalam kebijakan yang konkret.
Chusnunia Chalim, mantan Bupati Lampung Timur dan Wakil Gubernur Lampung, mengangkat isu pentingnya peran perempuan dalam politik.
Ia bercerita tentang pengalamannya memasuki dunia politik tanpa modal finansial yang besar, namun berhasil melalui kerja keras dan jaringan.