WahanaNews.co | Kemendikbudristek melalui Badan Bahasa Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meluncurkan buku Peta Kemahiran Berbahasa Indonesia 2022 berisi hasil kompetensi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka masyarakat.
Mendikbudristek Nadiem Makarim menyampaikan UKBI setara dengan alat ukur kemampuan bahasa besar (Bahasa Inggris) yakni TOEFL dan IELTS.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siap Identifikasi 9 Kerangka Tentara Jepang Korban PD II di Biak
"UKBI Adaptif Merdeka saat ini juga setara dengan berbagai uji kemahiran bahasa lainnya yang telah digunakan sebagai sarana evaluasi untuk bahasa-bahasa besar dunia seperti IELTS dan TOEFL," ujar Nadiem pada sambutannya dalam acara Diseminasi Kemahiran Berbahasa Indonesia di Hotel Harris Vertu, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Nadiem menyampaikan apresiasi kepada Badan Bahasa yang terus mengukuhkan kedudukan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara, dengan beragam program di bidang kebahasaan dan kesastraan.
"Di era globalisasi saat ini, sudah waktunya bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa-bahasa besar di dunia. Sebagai bahasa modern yang multifungsi dan memiliki jumlah penutur yang besar, diperlukan sarana evaluasi yang menilai mutu penggunaan bahasa Indonesia," imbuhnya.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp14,69 Triliun untuk Program KIP Kuliah 2025
UKBI Adaptif Merdeka telah mendapat Surat Pencatatan Ciptaan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor pencatatan 000397427 tahun 2022.
Aplikasi ini dilengkapi dengan desain uji canggih yang menggunakan platform teknologi mutakhir berbasis internet, seturut perkembangan teori tes berupa multi stage adaptif testing (MSAT), memiliki tingkat keandalan tinggi dengan analisis butir berdasarkan IRT (item response theory), dan mampu menyajikan layanan uji dalam bentuk yang ramah pengguna.
"UKBI Adaptif Merdeka saat ini juga setara dengan berbagai uji kemahiran berbahasa lainnya yang telah digunakan sebagai sarana evaluasi untuk bahasa-bahasa besar dunia, seperti IELTS atau TOEFL," jelasnya.
Buku Peta Kemahiran Berbahasa berisikan hasil UKBI Adaptif Merdeka dari 380.000 yang terdiri dari berbagai karakteristik penutur Bahasa Indonesia.
Isinya terdiri dari 31 jilid dengan hasil uji dari masyarakat di 34 provinsi di Indonesia.
Selaras dengan peluncuran buku tersebut, Nadiem menyampaikan kemahiran bahasa sangat penting untuk meningkatkan kemampuan literasi anak-anak.
"Kemahiran bahasa adalah salah satu modal utama dalam peningkatan kemampuan literasi anak-anak Indonesia yang sekarang mereka lakukan dengan gerakan Merdeka Belajar," imbuhnya.
Selain itu, peluncuran buku Peta Kemahiran Berbahasa menjadi bukti bahwa Kemdikbud terus meningkatkan kualitas bahasa masyarakat Indonesia melalui adanya UKBI.
"Komitmen ini salah satunya terwujud dengan lahirnya UKBI Adaptif Merdeka sebagai kemutakhiran dari produk uji kelayakan bahasa indonesia yang dikembangkan sebelumnya," terang Nadiem.
Keberadaan UKBI Adaptif Merdeka ini, Nadiem harapkan dapat dioptimalkan fungsinya oleh masyarakat dalam konteks pendidikan.
"Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengoptimalkan manfaat dari UKBI adaptif merdeka," imbau Nadiem.
Ditambahkan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa E Aminudin Aziz dalam forum yang sama, bahwa sejak diluncurkan pada tahun 2021, UKBI Adaptif Merdeka telah diujikan kepada 387.822 peserta yang terdiri atas berbagai karakteristik penutur bahasa Indonesia, di antaranya pelajar, mahasiswa, kalangan profesional, pejabat fungsional, pejabat struktural, dan warga negara asing.
Peserta uji tersebut berasal dari 2.252 lembaga, baik sekolah, perguruan tinggi, maupun lembaga pemerintah dan lembaga swasta.
"Angka itu akan terus tumbuh seiring dengan kesadaran berbagai pihak atas pentingnya mengetahui jenjang kemahiran berbahasa Indonesia di kalangan penutur bahasa Indonesia," ungkap Aminuddin.
Aminudin juga menguraikan Peta Kemahiran Berbahasa Indonesia Tahun 2022 ini berisi informasi kemahiran berbahasa Indonesia penutur di 31 provinsi dan di 426 kabupaten yang ada di Indonesia, baik informasi tentang jumlah peserta uji, karakteristik profesi peserta uji, hasil kemahiran membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara, hingga rekomendasi yang diajukan dalam kaitannya dengan hasil kemahiran berbahasa Indonesia. [Tio/Detik]