WahanaNews.co | Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan tantangan terbesar dalam dunia pendidikan di Indonesia bukan dalam hal berapa besar anggaran investasi yang digelontorkan tetapi tantangannya adalah bagaimana meningkatkan kompetensi guru.
Anggaran pendidikan yang digelontorkan pemerintah tahun 2023 sebesar Rp 612,2 triliun sangat fantastis namun yang harus perlu diperhatikan yaitu bagaimana meningkatkan kompetensi guru.
Baca Juga:
Menkeu: Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP
"Berinvestasi di bidang pendidikan, bukan hanya tentang alokasi anggaran, bukan hanya membangun toko, tetapi kita perlu meningkatkan kompetensi guru dan juga kurikulum. Bagaimana kita memastikan bahwa untuk anak-anak, yang berada di wilayah terpencil juga dapat mengakses pendidikan," tegas Sri Mulyani dalam acara konferensi internasional bersama UIL (The UNESCO Institute for Lifelong Learning), belum lama ini.
Sri Mulyani menegaskan kembali, tantangan yang menghantui dunia pendidikan bukan hanya pada aspek siswa atau peserta didiknya saja melainkan juga bagi tenaga didik.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung lifelong learning atau pembelajaran sepanjang hayat untuk semua usia, yang digagas oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian melalui Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja bersama The UNESCO Institute for Lifelong Learning.
Baca Juga:
Sri Mulyani Minta Pemangkasan 50% Anggaran Perjalanan Dinas, Ini Instruksinya
Menkeu berharap dengan adanya pembelajaran sepanjang hayat ini bisa mendorong orang dewasa maupun pekerja agar senantiasa belajar dan meningkatkan keterampilan-keterampilan untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
"Kita perlu memastikan bahwa angkatan kerja muda di Indonesia akan mampu mendapatkan pekerjaan atau bahkan menciptakan pekerjaan. Hal ini selaras dengan prioritas pemerintah untuk terus melakukan reformasi dan restrukturisasi serta memperkuat industri kita baik di sektor manufaktur maupun jasa," ungkap Sri Mulyani.
Apalagi dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi, kebutuhan tenaga kerja mulai bergeser. Oleh sebab itu, reskilling dan up skilling sangat diperlukan supaya masyarakat mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.