WahanaNews.co, Tapteng - Polri kembali mendistribusikan paket buku bacaan bagi anak-anak yang berdomisili di daerah terpencil di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara.
Melalui Polsek Sibabangun, Jumat (1/9/2023), buku 'Polri Peduli Budaya Literasi, Distribusi Buku Sampai Pelosok Nusantara' diserahkan kepada pihak pengelola SD Negeri 157624 Lumut Nauli, Kecamatan Lumut.
Baca Juga:
DPMD Kabupaten Kapuas Dorong Setiap Desa Bentuk Perpustakaan untuk Masyarakat
"Jumlah buku yang kita serahkan ke SDN 157624 Lumut Nauli sebanyak 50," kata Kapolsek Sibabangun, Iptu Dorpis RH Sitompul.
Menurut Dorpis, urusan melek baca bukanlah hanya urusan pendidik semata. Akan tetapi menjadi urusan segenap elemen bangsa. Kegiatan membaca berkaitan dengan ketersediaan sarana bahan bacaan. Oleh karena itu, Polri ingin berperan sebagai perantara penyampai ilmu pengetahuan (transfer informasi), dengan menyediakan berbagai macam buku bacaan.
"Urusan melek baca bukan hanya urusan guru atau pendidik semata. Akan tetapi menjadi urusan kita bersama," tegasnya.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Gorontalo Yakini SAKTI Tingkatkan Layanan Literasi Digital Masyarakat
Dorpis juga memyebutkan, program 'Polri Peduli Budaya Literasi, Distribusi Buku Sampai Pelosok Nusantara', membuka pemerataan kesempatan setiap pelajar bisa mendapatlan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
"Dengan membaca seseorang mendapat informasi yang dibutuhkan sebagai bekal ilmu. Ayo gelorakan budaya membaca," tukas Dorpis.
Wakil Kepala SDN 157624, Yusman Zendato, menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah peduli akan sarana buku pembelajaran di sekolah yang mereka kelola. Dengan pemberian buku-buku tersebut, akan memberi banyak pilihan bagi siswa untuk membaca.
"Terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah memberi banyak referensi membaca anak-anak," sebutnya.
Sekedar mengetahui, SDN 157624 Lumut Nauli merupakan salah satu sekolah yang berada di daerah pedalaman Kabupaten Tapanuli Tengah. Lokasinya 20 KM dari jalan nasional, dengan akses jalan yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Itupun jika kondisi jalan tidak becek.
Jika musim penghujan, untuk bisa sampai di sekolah tersebut, harus berjalan kaki, dengan waktu tempuh berkisar 5 hingga 6 jam. Selain lokasi yang berada di wilayajlh terpencil, ketersediaan buku-buku pembelajaran juga sangat terbatas. Konon lagi, angkasa Desa Lumut Nauli belum terkontaminasi jaringan internet.
[Redaktur: Alpredo Gultom]