Usaha memang tidak berkhianat. Setelah berbagai tes dari LPDP dilalui, Maria sampai di tahap terakhir yaitu wawancara. Ketika ditanya apakah akan melanjutkan di universitas dalam negeri atau di luar negeri, Maria dengan tegas ingin ke luar negeri. Singkat cerita, Maria berhasil lolos.
Program Human Resources di Marshall University menjadi tempat Maria menggali ilmu lebih tinggi.
Baca Juga:
Jokowi: Cuma 13 Tahun Lagi Indonesia Tentukan Nasib Negara Maju atau Tidak
Maria sedikit mengalami kesulitan pada awal perkuliahan karena cara pembelajaran yang berbeda dengan di Indonesia.
Saat menjalani perkuliahan Maria juga sempat berpindah tempat tinggal karena ingin memiliki teman yang bisa membuatnya semakin lancar dalam berbahasa Inggris.
“Jadi akhirnya semester berikutnya, saya keluar dari apartemen itu. Saya (pindah) gabung sama yang betul-betul bule. Jadi satu apartemen empat kamar, itu semua bule di dalam. Komunikasinya sama bule, teman main di kelas juga harus bule. Kalau tidak, saya nggak pintar pintar, ‘nggak paham paham. Kalau sama bule ‘kan cepat tuh,” beber Maria.
Baca Juga:
Menkeu: LPDP Wujudkan Mimpi Anak Indonesia
Akhirnya pada 2018 lalu, Maria berhasil menyelesaikan studinya dan mendapat gelar Master program Human Resources Management and Services.
Karena gelar master Human Resource-nya, tak sedikit perusahaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang melirik Maria. Namun bagi Maria, Papua masih terlalu menarik untuk ditinggalkan. Maria merasa masih banyak hal yang harus diperbaiki di tanah kelahirannya.
“Jadi pertama orangtua yang bikin pulang, kemudian ya Papua. Papua (saat ini) tidak baik-baik saja. Jadi memang harus sekolah, dan memang harus kembali mengabdi. Kalau saya tidak menyaksikan dan merasakan langsung perkembangan dan perubahan apa yang terjadi di Papua, saya tidak bisa bantu untuk merubahnya. Jadi betul-betul harus merasakan setiap hal detail yang terjadi,” ungkap wanita 31 tahun tersebut.