WAHANANEWS.CO, Jakarta – Sejumlah murid yang menjadi korban luka akibat musibah atap roboh yang terjadi di SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada beberapa hari lalu, dijenguk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti.
Mu'ti mengatakan pihaknya turut berbelasungkawa atas musibah yang terjadi dan meminta para murid dan keluarga yang menjadi korban untuk tetap sabar dan ikhlas menerima musibah yang terjadi.
Baca Juga:
Begini Langkah Gunakan Google Classroom, dari Download hingga Login
“Adik dan ibu yang sabar ya, tetap semangat. Jangan lupa berdoa ya biar diberikan kesehatan. Gapapa ya nanti sembuh, bisa praktik kerja lapangan (PKL) lagi ya. Jangan lupa doa biar diberi kesembuhan,” ujar Mendikdasmen Mu'ti di Rumah Sakit Radjak Hospital Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/9/2025).
Pada kesempatan itu, pihaknya juga memberikan uang santunan kepada para murid yang menjadi korban, serta berjanji akan memberikan pendampingan dukungan psikososial, sehingga mereka dapat kembali mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aman dan nyaman.
Sementara untuk bangunan yang rusak, Mu'ti menerangkan pihaknya melalui Direktorat SMK telah mengalokasikan anggaran perbaikan sebesar Rp2 miliar guna memperbaiki tiga bangunan.
Baca Juga:
Pemerintah Genjot Digitalisasi Sekolah, 288 Ribu Lebih Satuan Pendidikan Mulai Terima Perangkat
Proses perbaikan tersebut akan masuk Program Revitalisasi Satuan Pendidikan yang merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) bidang pendidikan, sehingga perbaikan SMKN 1 Cileungsi ditargetkan selesai sebelum 15 Desember dengan skema pembangunan swakelola.
“Untuk sekolah yang rusak akan segera kami perbaiki dengan anggaran tahun 2025. Kami harapkan pada pertengahan bulan Desember tahun ini kegiatan pembangunan sudah dapat diselesaikan, sehingga anak-anak dapat belajar sebagaimana biasa,” ujar Mendikdasmen Abdul Mu'ti.
Sebelumnya, pada Selasa (9/9), SMKN 1 Cileungsi mengalami musibah atap roboh pada pukul 09.15 WIB saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, termasuk sosialisasi sertifikasi keahlian kerja bagi murid kelas 12.
Setelah musibah tersebut, pihak sekolah mencatat sebanyak 30 murid mengalami luka ringan-sedang, dengan beberapa murid sudah mendapatkan perawatan dan beberapa murid lainnya masih dalam perawatan di Rumah Sakit Radjak Hospital Cileungsi.
[Redaktur: Alpredo Gultom]