WahanaNews.co | Sejumlah warga melakukan aksi demonstrasi penolakan pembangunan Sekolah Kristen di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) karena dianggap menyalahi aturan yang ada.
Aksi ini pun sempat ramai di media sosial.
Baca Juga:
Dua Santri di Parepare di Setrika Guru Pondok Pesantren hingga Melepuh
Para warga kemudian berdemontrasi dengan tujuan menolak pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel yang dibangun di lokasi tersebut.
Aksi demo itu digelar di Jalan Poros Parepare-Pinrang dan di depan kantor DPRD Parepare, beberapa waktu lalu.
Warga yang berpartisipasi dalam aksi ini menyebut bahwa Sekolah Kristen Gamaliel tersebut dibangun dengan menyalahi aturan-aturan yang berlaku.
Baca Juga:
Pemprov Sulsel Konfirmasi Perubahan Nama Jembatan Kota Parepare Sesuai Usulan Pemkot
Selain itu, lokasi ini juga berada di lingkungan mayoritas muslim.
Dalam video yang diunggah oleh akun @____theDEVIL, nampak ratusan warga berdemonstrasi massal yang berlangsung dengan damai dan penuh semangat.
Mereka berbaris sambil membawa spanduk dan poster menunjukkan keberatan mereka terhadap pembangunan sekolah kristen Yayasan Gamaliel.
Demonstran mengeluarkan pernyataan bahwa mereka ingin menjaga keragaman agama, dan menghindari potensi konflik sosial yang bisa muncul akibat pembangunan sekolah tersebut.
“Kami dari Aliansi masyarakat Soreang kota Parepare, menolak keras pembangunan sekolah kristen Gamaliel yang berada di wilayah kami. Kami tidak ingin terjadinya konflik antar agama, kami ingin damai,” ujar salah seorang peserta Demonstrasi itu.
Menanggapi hal tersebut, Dewan Perwakilan Raykat Daerah (DPRD) kota Parepare akhirnya turun tangan.
Para Dewan di Kota Kelahiran mantan Presiden RI, BJ Habibie itu secara resmi menolak rencana pembangunan sekolah kristen Yayasan Gamaliel.
Hal ini dilakukan menyusul aksi demontrasi besar-besaran dari masyarakat yang menuntut pembatalan pembangunan sekolah tersebut.
Keputusan ini pun diumumkan langsung dalam sidang istimewa yang digelar DPRD kota Parepare, beberapa waktu lalu.
Menurut DPRD Kota Parepare, bahwa pembangunan sekolah kristen Gamaliel telah menjadi perdebatan hangat dalam beberapa bulan terakhir.
Ditambah lagi adanya protes terhadap proyek ini semakin meruncing ketika sejumlah warga Parepare, termasuk beberapa pemuka agama dan tokoh masyarakat, memandang pendirian sekolah Kristen dapat mengancam kerukunan antarumat beragama di kota ini.
Akibat panasnya desakan warga, DPRD kota Parepare akhirnya mengambil keputusan untuk menolak proyek pembangun sekolah kristen Gamaliel.
Dalam pernyataan resminya, DPRD Parepare menyatakan bahwa keputusan ini diambil untuk menjaga keharmonisan dan stabilitas sosial di kota Parepare.
“Kami mendengarkan suara masyarakat dan merasa penting untuk menjaga persatuan dan kerukunan antarumat beragama di kota ini. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kepentingan masyarakat yang menjadi prioritas kami,” Kata Ketua DPRD kota Parepare, Kaharuddin Kadir, dalam keterangannya, Senin (9/10/2023).
Menurut dia, Keputusan ini memicu reaksi beragam dari berbagai pihak, termasuk yayasan kristen yang berencana membangun sekolah tersebut.
Keputusan DPRD kota Parepare untuk menolak pembangunan sekolah kristen Gamaliel menegaskan pentingnya partisipatif aktif masyarakat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan proyek pembangunan yang dapat mempengaruhi kehidupan bersama.
“Sebagai wakil rakyat, pihak DPRD mengambil langkah yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dalam upaya menjaga harmoni dan kerukunan di kota Parepare,” ujar Kaharuddin Kadir.
“Sehingga kami pun sudah sepakati bahwa DPRD segera menyurat untuk menghentikan pembangunan sekolah itu," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]