Dalam paparannya, Putu menyatakan, pengembangan fesyen modest Indonesia merupakan salah satu program prioritas pemerintah untuk mempercepat ekspor produk halal.
“Berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report (SGIER), fesyen modest Indonesia terus
mengalami peningkatan. Pada 2017, Indonesia tidak masuk dalam peringkat 10 besar. Namun, peringkat Indonesia terus meningkat hingga mencapai posisi ketiga pada 2023. Kenaikan peringkat ini tidak terlepas dari peran JMFW untuk menggaungkan potensi fesyen modest Indonesia di kancah global," terang Putu.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Sementara Atya menyampaikan, pihaknya telah mendapat buyer dari Timur Tengah dan Eropa setelah
mengikuti pameran di Paris Fashion Week. Partisipasi pada kegiatan ini difasilitasi oleh JMFW.
“Pada ajang Paris Fashion Week, buyer merespons dengan sangat antusias. Dari keberhasilan tersebut, dapat
disimpulkan, penting bagi pelaku usaha untuk mempelajari apa yang diinginkan oleh pasar kemudian
menerjemahkannya menjadi karya fesyen. Salah satu strategi kami dalam menarik konsumen yaitu dengan menjaga kualitas produk serta membuat narasi produk yang menarik,” paparnya.
Di sisi lain, Indah selaku produsen produk kosmetik, pihaknya berkomitmen terus mendukung kegiatan yang mempromosikan fesyen Indonesia ke pasar dunia.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
JMFW 2025 terselenggara atas inisiasi Kemendag, Kamar Dagang Indonesia (KADIN), dan Kementerian/Lembaga lainnya. Ajang ini bertujuan untuk mempromosikan produk fesyen modest serta industri pendukung lainnya seperti tekstil, kosmetik, perhiasan, aksesori, dan produk gaya hidup.
Sebelumnya, acara puncak JMFW 2024 diikuti lebih dari 214 desainer yang menampilkan lebih dari 1.000 koleksi. Ajang tersebut ditutup dengan membukukan transaksi sebesar USD 20,1 juta atau setara dengan Rp330 miliar. Nilai ini naik dibanding capaian tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 13,2 juta atau setara Rp260 miliar.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]