Hasil produksi pertanian di Indonesia sangat melimpah. Ada padi, sayur mayur, buah-buahan, dan sebagainya. Petani membutuhkan seseorang atau pihak yang mau membeli hasil panennya.
Pihak ini yang dinamakan pengepul atau tengkulak. Biasanya hasil pertanian yang dibeli pengepul atau tengkulak, dijual lagi ke pedagang di pasar atau tengkulak yang lebih besar dengan harga lebih tinggi.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Sebagai contoh, kamu seorang pengepul sayuran. Membeli timun seharga Rp 2.000 per kg dari petani. Dijual ke pedagang pasar Rp 3.000 per kg. Setelah dikurangi biaya-biaya, keuntungan bersih kamu sebesar Rp 700 per kg.
Jika membeli timun sebanyak 5 kwintal (500 kg), berarti keuntungan yang kamu dapat Rp 350.000. Dengan modal Rp 1 juta, untung segitu. Lumayan kan? Itu baru satu jenis sayuran saja.
Untuk menjalankan bisnis ini, tentu saja kamu harus menyiapkan modal. Mulai saja dulu dengan modal kecil atau secara bertahap. Begitu sudah tahu kondisi pasar, banyak kenalan distributor dan pedagang, bisa ditambah lagi modalnya.
Baca Juga:
Laksanakan Pengabdian Masyarakat, Dosen dan Mahasiswa Pertanian Unib Ajak Masyarakat Budidaya Sayuran Organik
4. Budidaya rempah dapur
Emak-emak kalau masak bumbunya harus medok. Banyak rempah dapur yang dipakai agar masakannya lebih enak. Selain konsumen individu, ada juga rumah makan, restoran, pelaku usaha katering, dan lainnya yang sangat membutuhkan rempah dapur sebagai bahan dasar makanan yang dijual.